Pernah nggak kepikiran bagimu bagaimana mengabdi pada bangsa dan negara ini? Ngebantu Indonesia dengan segala yang kita bisa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Bayangkan Indonesia yang (katanya) kita cintai ini, tumbuh jadi negara yang mandiri, rakyatnya bahu-membahu berkontribusi untuk negeri, bukan malah mengeluh dan memprotes terhadap banyak hal yang terjadi di sini, rumah kita sendiri~~
"Ask not what your country can do for you; ask what you can do for your country." - John F. Kennedy
Terus, memangnya kita bisa melakukan apa? Terlepas dari siapapun kamu—orang keren atau orang keren banget—kita bisa bantu Indonesia lewat tindakan nyata dengan berinvestasi. Iya, ngasih pinjaman ke negara.
Negara ngapain minjem duit ke rakyatnya si?
Dana yang dihimpun dari masyarakat akan dikelola oleh pemerintah negara untuk digunakan dalam berbagai aspek yang faedah, produktif, dan bermanfaat secara hati-hati. Sebut saja untuk pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, peningkatan pelayanan kesehatan, pembiayaan pertahanan negara, dan masiiih banyak lagi yang lainnya.
Nah, di awal tahun ini, pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengeluarkan salah satu instrumen investasi bernama Savings Bond Retail (SBR) dengan seri SBR005. SBR005 ini merupakan surat utang negara yang ditawarkan ke perseorangan Warga Negara Indonesia sebagai alternatif investasi yang aman, mudah, terjangkau, dan menguntungkan.
Dengan nilai pemesanan minimal Rp1juta (dan kelipatannya) serta maksimal Rp3miliar per individu, kamu sudah turut serta berinvestasi pada negara melalui SBR005 ini. Nominal ini nantinya akan ditempatkan satu kali sampai tenor alias jatuh temponya 2 tahun mendatang. Berbeda dengan instrumen finansial lainnya, SBR005 hanya bisa kamu beli di periode pemesanan mulai 10 - 24 Januari 2019 ini, artinya nggak bisa tuh tiap bulan diperbaharui atau ditambah jumlahnya kayak tabungan :D
SBR005 ini memiliki kupon yang mengambang dengan kupon minimal (floating with floor) dan mengacu pada BI 7 Day Reverse Repo Rate. Sejak 8 Januari kemarin, diumumkan bahwa tingkat kupon minimalnya sebesar 8,15% per tahun. Oke kita bahas satu-satu ya!
Kupon “mengambang” artinya besaran kupon SBR akan disesuaikan dengan perubahan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7-DRRR) setiap tiga bulan sekali. Nah, di BI7-DRRR ini suku bunga acuannya sebesar 6% dengan spread sebesar 215 bps (atau setara 2,15%).
Kupon “minimal” artinya tingkat kupon pertama yang ditetapkan akan menjadi kupon minimal yang berlaku sampai dengan jatuh tempo. Dalam hal ini, angka 8,15% jadi persentase paling rendah, jadi perolehan yang didapat tidak akan lebih kecil dari itu, tapi bisa jadi lebih besar—balik lagi ke perubahan BI7-DRRR setiap tiga bulan sekali.
Biar lebih ngeh, kita coba pakai simulasi ya.
Andai kata, aku beli SBR005 dengan nominal Rp100juta.
Kupon minimal: 8,15% p.a.
BI 7 Day Reverse Repo Rate (6%) + spread 215 bps (2,15%)
Kondisi I: Jika pada bulan April 2019 BI 7-DRRR ditetapkan naik sebesar 6,25%, maka pada periode April-Juli 2019 kupon yang berlaku adalah 8,40% p.a. (6,25% + spread 215 bps)
Perolehanku: 100jt x (1/12) bulan x 8,40% = Rp700.000/bulan berikutnya
Kondisi II: Jika pada bulan April 2019 BI 7-DRRR ditetapkan turun menjadi 5,75%, maka pada periode April-Juli 2019 kupon yang berlaku BUKAN 7,90% p.a. (5,75% + spread 215 bps), tapi masih 8,15%
Perolehanku: 100jt x (1/12) bulan x 8,15% = Rp679.166/bulan berikutnya
Sampai sini, paham ndak? Kalau masih bingung, coba minum dulu takutnya haus. Mau nulis pertanyaannya dulu di memo kecil biar nggak lupa, silakan, jadi nanti diskusinya sekalian. Oh iya komentar di bawah boleh tapi lebih baik lanjut baca dulu ya biar beres sampai akhir :D Siap lanjut? Yuk!
Nggak kalah penting harus diperhatikan adalah pajaknya. Tentu sebagai warga negara yang budiman, yang satu ini nggak boleh dilupakan. Jadi kebetulan, kupon 8,15% tersebut belum termasuk pajak sebesar 15%.
Weleh weleh, kalau pajaknya segitu, minus dong!
Kalem netizen, hitungannya bukan 8,15% dikurangi 15%, tapi pajak dipotong dari hasil perolehan tiap bulannya itu. Kalau semisal perolehanku Rp700ribu/bulan, dipotong pajak 15% (Rp105ribu), artinya perolehan bersih (netto) milikku sebesar Rp595ribu, gitu. Atau biar hitungannya ndak bingung, rumusnya gini:
Perolehan bersih (netto): nominal yang dibeli x (1/12) bulan x (besarnya kupon yang berlaku x (1 - 15%))
Kalau dengan contoh Kondisi I, maka jadinya begini:
Perolehan bersihku (netto): 100jt x (1/12) bulan x (8,40% x (1 - 15%)) = Rp595.000/bulan berikutnya
Ya sama aja sih.
Oke, udah ketemu titik terangnya? Kalau belum paham, coba ulik lagi hitungan simulasinya ya, sampe mabok :P
Harus kamu ingat, SBR005 ini memiliki bentuk tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan, tidak dapat dilikuidasi/dicairkan sampai dengan jatuh tempo. Jadi nggak bisa tuh macam tabungan konvensional di bank yang bisa ditarik tunai kapan saja, nominal yang kita pesan akan bisa diambil kembali ya dua tahun kemudian (10 Januari 2021).
Tapi tenang, fasilitas Early Redemption memungkinkan investor menerima sebagian pelunasan pokok SBR005 oleh Pemerintah sebelum jatuh tempo. Fasilitas ini hanya dapat dimanfaatkan oleh investor dengan minimal kepemilikan Rp2juta di setiap Mitra Distribusi dan jumlah maksimal yang dapat diajukan untuk Early Redemption adalah 50% dari total kepemilikan investor pada setengah tahun tenor (artinya baru bisa satu tahun berikutnya, tepatnya 27 Januari - 4 Februari 2020).
Jadi, kalau semisal nanti aku kepepet banget butuh uang, aku bisa redeem nominal tersebut sampai maksimal Rp50juta saja yang bisa dicairkan di periode Early Redemption itu. Nah, hitungan perolehan per bulannya akan berubah dong, nominalnya nggak lagi Rp100juta tapi ya sisanya itu tadi (misalkan Rp50juta), negara juga nggak mau rugi atuh :(
Oke oce nggak? Hhhh. Nah di bawah ini ada timeline lengkap untuk periode-periode penting SBR005 ini. Check this out!
Sumber: Finansialku
Kegiatan | Waktu |
---|---|
Penetapan Tingkat Kupon | 8 Januari 2019 |
Masa Penawaran | 10 - 24 Januari 2019 |
Penetapan Hasil Penjualan | 28 Januari 2019 |
Setelmen Penerbitan Surat Kepemilikan | 30 Januari 2019 |
Periode Pengajuan Early Redemption | 27 Januari – 4 Februari 2020 |
Setelmen Early Redemption | 10 Februari 2020 |
Tenor Jatuh Tempo SBR005 | 10 Januari 2021 |
Sudah tertarik dengan SBR005? Nah, belinya di mana ya? Tentu tidak dijual bebas di toko kelontongan ya akang eceu, tapi pemesanan bisa dilakukan di mitra distribusi (midis) yang sudah ditunjuk. Ada 11 mitra distribusi yang terdiri dari 6 bank yaitu BCA, Mandiri, BRI, BNI, BTN, Bank Permata; 4 fintech (perusahaan finansial berbasis teknologi informasi) yakni Bareksa, Tanamduit, Modalku, dan Investree; serta 1 sekuritas yaitu Trimegah. Semuanya diawasi OJK dan kalian bisa klik nama-namanya sesuai keinginan dan sudah ku-hyperlink juga ya. Makasih, gitu! xP
Terus terus, gimana sih cara pemesanannya? Kepada warganet yang hobi (atau setidaknya pernah) belanja online, it works in the same way. Mudah bin gampang saja.
Terus terus, gimana sih cara pemesanannya? Kepada warganet yang hobi (atau setidaknya pernah) belanja online, it works in the same way. Mudah bin gampang saja.
Registrasi
Proses pendaftaran Calon Investor melalui Sistem Elektronik yang disediakan oleh Mitra Distribusi (Midis), dengan menginput data-data antara lain, data diri, nomor SID (Single Investor Identification), nomor Rekening Dana, dan nomor Rekening Surat Berharga. Bagi Calon Investor yang belum memiliki nomor SID, rekening dana, dan/atau rekening surat berharga, dapat menghubungi Midis.Biasanya untuk di bank, kamu bisa datang ke pelayanan CS untuk didaftarkan, sedangkan kalau fintech tinggal download aplikasinya dan cari fitur untuk pendaftaran ini. Gampang, beneran!
Pemesanan
Setelah registrasi berhasil, Calon Investor melakukan pemesanan SBR005 dengan sebelumnya membaca ketentuan dalam Memorandum Informasi. Pemesanan hanya dapat dilakukan pada saat masa penawaran SBR005.Meski kadangkala syarat dan ketentuan ini panjang yang bikin males baca (ya kan?), setidaknya kamu ngerti poin-poin pentingnya. Di Memorandum Informasi Resmi SBR005 lengkapkapkap isinya, asal mau berusaha memahaminya saja.
Pembayaran
Setelah pemesanan diverifikasi (verified order), Calon Investor mendapatkan kode pembayaran (billing code) melalui email/sms sesuai kebijakan masing-masing Mitra Distribusi. Kode pembayaran digunakan untuk penyetoran dana investasi melalui bank persepsi (teller, ATM, internet banking, mobile banking) dalam batas waktu yang ditentukan.Enaknya kalau kamu pesan SBR005 di bank, ya pasti di bank itu juga bisa langsung kamu bayar. Tapi di fintech atau sekuritas juga gampang kok, nggak ada biaya tambahan lagi kayaknya. Dan setauku, batas pembayarannya (kalau nggak salah) hanya 3 jam. Kalau lewat dari itu, lebih baik pesan ulang daripada malah jadi gangguan.
Konfirmasi
Setelah pembayaran, Calon Investor akan memperoleh NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan notifikasi completed order serta akan memperoleh alokasi SBR005 pada tanggal setelmen penerbitan yaitu 30 Januari 2019.Nah, kalau sudah di tahap ini, selesai deh! Setelmen penerbitan surat kepemilikan dijaga ya baik-baik, dan sabar saja nunggu masa tenor atau early redemption nanti. Toh, imbal hasil akan dikirimkan langsung ke rekening investor rutin setiap bulan dan percayalah keuntungannya lebih besar daripada deposito bank BUMN atau swasta.
Fyi, tahun 2018 kemarin, pemerintah menerbitkan dua SBR dengan seri SBR003 dan SBR004. Dan tau nggak, perolehan totalnya saja mencapai Rp9,24 triliun. Angka itu masuk ke dalam obligasi ritel (ORI, SBR, ST, SR) yang diterbitkan pemerintah sebanyak Rp45,96 triliun di tahun lalu. Bangga nggak tuh sama negara?
Belum lagi, kabar baiknya di SBR004 yang launching bulan Agustus - September 2018 kemarin sebanyak 21.672 investor mayoritas berasal dari kalangan muda milenial (berumur 18 - 38 tahun). Jadi, yang masih mahasiswa kuliahan, pekerja kantoran, pegawai negeri, newly-wed, ibu rumah tangga, dan bahkan semua orang bisa banget investasi di instrumen ini.
Ingat, investasi ini dijamin negara dan Undang-Undang lho. Jadi nggak ada tuh ceritanya macam investasi bodong yang bukannya untung malah buntung. So..., sudah siap berinvestasi pada negara lewat SBR005 kan? Yuk!
Kalau ada pertanyaan, akan kucoba-usahakan untuk menjawab. Kalau aku nggak tahu, aku akan coba cari tahu. Atau kalian bisa cari tahu sendiri melalui layanan Direktorat Surat Utang Negara (telepon, surel, instagram, facebook, twitter, youtube).
Daah~
***
[DISCLAIMER!] Aku bukan ahli finansial atau investasi yang mahir dan mengerti betul sampai akar-akarnya. Mahasiswa 19 tahun ini juga lagi sama-sama belajar kok, memahami satu per satu sambil kemudian diimplementasikan meski nominalnya baru sedikit demi sedikit. Jadi kuharap teman-teman tidak hanya mengandalkanku sebagai sumber informasi satu-satunya. Ada banyak referensi yang bisa kalian cari, memperoleh wawasan perihal keuangan bisa dari mana saja selagi bisa dipercaya. InsyaAllah, meski yang kutahu baru sedikit semoga ada manfaatnya bagi kalian untuk membersamaiku belajar hal ini. Jangan juga takut, sebab kalau kita nggak nyoba, ya nggak akan tahu :)
Sumber:
https://www.kemenkeu.go.id/sbr
https://www.finansialku.com/sbr005-primadona-2019/
https://sbnritel.tanamduit.com/individual/product/productdetail&productCode=602
https://www.cnbcindonesia.com/investment/20190108174802-21-49628/perhatian-investor-bunga-sbr-005-ditetapkan-815
Dari setahun lalu pengen banget inves model seperti ini. Tapi syarat kudu punya NPWP. Ah, baiklah, inves ke saham saja hehe. Btw, kamu sudah inves SBR atau ST (sukuk)?
ReplyDeleteAku juga belum punya NPWP kok Kak, tapi karena daftarnya lewat midis fintech (kupilih tanamduit, btw), jadi gak diperlukan untuk sekarang. Bulan lalu udah sempet join SBR005, Februari ini bakal ada juga nih ST003 :D
DeleteLagipula saham dan jenis investasi lainnya juga harus tetap punya NPWP ya? Tapi karena aku beli reksadana (kesannya patungan) dan lewat manajer investasi terpercaya, jadi gampang gampang aja, hehe. Saham belum siap sama resikonya nih, belajarnya dari yang ez pz dulu :D
Delete