Tujuh belas tahun aku menghabiskan waktuku, seingatku belum pernah ada hadiah yang benar-benar aku persembahkan untuk diri sendiri. Kalaupun ada, sifatnya disposable, sekali habis. Atau mungkin pernah, tapi tak seberkesan itu, karena aku mudah melupakannya, hehe.
Kali ini, aku memilih menceritakan tentang diriku dari yang aku tahu sendiri. Kalau teman-teman punya cerita lain, kolom komentar boleh diisi kok :)
Nama lengkapku Asy-syifaa Halimatusa'diah. Itu yang tertera di ijazah SMA terakhir, kalau ada pengejaannya yang berbeda, atau susunannya tidak seperti itu, intinya masih orang yang sama kok.
Nama Asy-syifaa berarti Penyembuh. Dulu, aku sering mengartikannya sebagai obat, tapi berkat suatu tulisan yang pernah kubaca, "obat belum tentu menyembuhkan". Makanya aku meneguhkan diri bahwa nama Asy-syifaa berarti penyembuh, di samping karena aku nggak suka obat, rasanya pahit! -__-
Halimatusa'diah adalah nama ibu angkat yang menyusui Nabi Muhammad sewaktu kecil. Nama tersebut berarti lemah lembut, santun, berkasih sayang, berarti juga orang baik.
Seingatku, Mamah sering bercerita asal-usul pemberian nama yang sempat berganti-ganti. Aku lupa apa saja nama itu, tapi yang kutahu, aku bangga dengan namaku yang sekarang. Ada doa yang sangat luar biasa yang kedua orangtuaku harapkan, menjadi orang baik dan penyembuh bagi orang banyak, termasuk diriku sendiri.
Nama panggilanku (sekarang) Acipa. Jauh sebelum itu, sedari kecil aku biasa dipanggil Icha (dilafalkan ica). Kadang gemas sendiri karena sering dibalik namanya jadi aci (dalam bahasa Sunda berarti tepung kanji xP). Makanya aku jadi risi kalau ada orang yang salah menyebut namaku, apalagi kalau susunan di nama lengkap pasti jarang ada yang bisa sekali jadi. Waktu SMP pernah melabeli diri sebagai Iffa dan biar gak susah jadinya Syifa. Tapi karena di SMA ada juga yang punya nama sama, orang-orang biasa panggil Madam *dunno what*. Dan begitu masuk kuliah ada banyak yang namanya Syifa, ya sudah aku mengalah jadi Acipa. Lalu sedih lagi karena di jurusan ada kakak tingkat yang kadang dipanggil Acipa. Unfortunately, I'm not the one and only again. Huft :(
Aku tipe anak ekstrovert. Bukan hal yang sulit buatku berbaur dan beradaptasi dengan keadaan yang serba baru, meski awalnya agak kikuk juga. Kadang malah terlalu cerewet dan sok kenal sok dekat, tapi percayalah itu jadi kekuatan buatku untuk bisa kenalan sama banyak orang.
Menulis adalah hobi yang dibayar. Bisa dibilang, ada dua alasan utama kenapa aku suka menulis, kalau bukan demi kesenangan maka yang satu lagi adalah karena materi yang didapat. Aku memang nggak bisa berbohong kalau hobi yang menyenangkan ini ternyata bisa jadi 'lahan' juga untuk meraup pundi-pundi. Memang belum seberapa sih besarnya, tapi siapa yang bakalan menolak kalau bisa dibayar dari pekerjaan yang bahkan nggak dirasa bebannya?
Tapi perlu diketahui juga, aku lebih suka menulis artikel semacam liputan yang bahasanya sangat santai, gaya bercerita ala remaja. Dulu sekali, pernah iseng bikin cerpen atau bahkan karangan macam novel gitu, tapi setelah dipikir-pikir selalu ada jalan cerita yang membosankan untuk dibaca dan aku nggak suka, jadinya malah nggak dilanjut sama sekali saking anehnya! So, bakat menjadi proofreader dan editor ini sudah bisa jadi modal awal untuk menjadi reporter terkenal.
Jalan-jalan sendirian bukan masalah yang besar buatku. Entah kenapa, meski terbilang ekstrovert dan punya cukup banyak teman, aku lebih senang bereksplorasi sendiri. Sulit untuk menyamakan jadwal dan rasa takut ditolak untuk pergi bareng mungkin jadi alasannya. Tetap menyenangkan sih, meski nggak ada yang bisa diajak bicara sepanjang perjalanan atau jadi tukang foto kalau ada spot yang bagus. Dan akhirnya, ketika aku pamer lewat snapgram, orang-orang malah protes karena nggak diajak. Aku kudu piye? :(
Aku mahasiswa Biologi yang hatinya kemana-mana. Iya, jadi bisa dibilang pilihan pertamaku di fakultas SITH Sains adalah Mikrobiologi, tapi Allah menakdirkanku di tempat terbaik ini. Jurusan yang ternyata nggak pernah jadi pilihanku, malah jadi zona aku bisa berkembang lebih baik, insyaAllah. Dan mungkin sebagian dari kalian ada yang khatam, kalau passion-ku di bidang ilmu komunikasi lebih oke punya dibanding sains itu sendiri. Lalu kenapa FIKOM nggak pernah masuk pilihanku? Karena yang aku tahu, aku ingin belajar di tempat yang bisa menempaku. Karena toh, di tempat ini aku bisa dapat keduanya sekaligus--bahkan lebih banyak pembelajaran lain yang aku suka!
Aku mudah suka sama orang. Ehem, dekat dengan teman laki-laki seringkali membuatku agak baper. Tapi aku sering menepis pikiran itu karena ternyata setelah dicurhatkan ke teman terdekat, rasa suka itu kemudian hilang dengan sendirinya. Mungkin masih tetap dibilang suka, tapi bukan suka untuk jatuh cinta, melainkan arti dari rasa kagum. Ya begitulah~
Belum ada satu cita-cita spesifik yang aku inginkan di masa depan. Mimpi masa kecilku sederhana, ingin jadi seorang guru, lalu kemudian aku sadar... I have to be smart! Masa SMP-SMA, aku mau jadi seorang engineer di bidang yang "laki banget", semacam Teknik Pertambangan, Teknik Geologi, etc, lalu aku sadar... I hate Physics *tapi Alhamdulillah lulus TPB kok*. Sekarang, aku anak Biologi, tapi mencari sepeser rupiah di bidang Jurnalistik, kalau aku bercita-cita jadi Editor in Chief, Reporter, atau News Anchor... idealismeku mencari wadah karier yang netral tapi "menghasilkan". Di samping itu, aku mau menjadi seorang praktisi di bidang manajemen sumber daya hayati dan terpengaruh menjadi genetic counselors berkat mata kuliah Genetika dari Bu Fenny. Satu yang paling sudah kunantikan, aku mau punya anak kembar tiga kayak Daehan - Minguk - Manse, hehe.
Doaku di hari pertambahan umur ini, aku ingin selalu jadi orang baik dan semoga kebaikan selalu ada buat orang-orang banyak, biar aku nggak baik sendirian :)
Menulis adalah hobi yang dibayar. Bisa dibilang, ada dua alasan utama kenapa aku suka menulis, kalau bukan demi kesenangan maka yang satu lagi adalah karena materi yang didapat. Aku memang nggak bisa berbohong kalau hobi yang menyenangkan ini ternyata bisa jadi 'lahan' juga untuk meraup pundi-pundi. Memang belum seberapa sih besarnya, tapi siapa yang bakalan menolak kalau bisa dibayar dari pekerjaan yang bahkan nggak dirasa bebannya?
Tapi perlu diketahui juga, aku lebih suka menulis artikel semacam liputan yang bahasanya sangat santai, gaya bercerita ala remaja. Dulu sekali, pernah iseng bikin cerpen atau bahkan karangan macam novel gitu, tapi setelah dipikir-pikir selalu ada jalan cerita yang membosankan untuk dibaca dan aku nggak suka, jadinya malah nggak dilanjut sama sekali saking anehnya! So, bakat menjadi proofreader dan editor ini sudah bisa jadi modal awal untuk menjadi reporter terkenal.
Jalan-jalan sendirian bukan masalah yang besar buatku. Entah kenapa, meski terbilang ekstrovert dan punya cukup banyak teman, aku lebih senang bereksplorasi sendiri. Sulit untuk menyamakan jadwal dan rasa takut ditolak untuk pergi bareng mungkin jadi alasannya. Tetap menyenangkan sih, meski nggak ada yang bisa diajak bicara sepanjang perjalanan atau jadi tukang foto kalau ada spot yang bagus. Dan akhirnya, ketika aku pamer lewat snapgram, orang-orang malah protes karena nggak diajak. Aku kudu piye? :(
Aku mahasiswa Biologi yang hatinya kemana-mana. Iya, jadi bisa dibilang pilihan pertamaku di fakultas SITH Sains adalah Mikrobiologi, tapi Allah menakdirkanku di tempat terbaik ini. Jurusan yang ternyata nggak pernah jadi pilihanku, malah jadi zona aku bisa berkembang lebih baik, insyaAllah. Dan mungkin sebagian dari kalian ada yang khatam, kalau passion-ku di bidang ilmu komunikasi lebih oke punya dibanding sains itu sendiri. Lalu kenapa FIKOM nggak pernah masuk pilihanku? Karena yang aku tahu, aku ingin belajar di tempat yang bisa menempaku. Karena toh, di tempat ini aku bisa dapat keduanya sekaligus--bahkan lebih banyak pembelajaran lain yang aku suka!
Aku mudah suka sama orang. Ehem, dekat dengan teman laki-laki seringkali membuatku agak baper. Tapi aku sering menepis pikiran itu karena ternyata setelah dicurhatkan ke teman terdekat, rasa suka itu kemudian hilang dengan sendirinya. Mungkin masih tetap dibilang suka, tapi bukan suka untuk jatuh cinta, melainkan arti dari rasa kagum. Ya begitulah~
Belum ada satu cita-cita spesifik yang aku inginkan di masa depan. Mimpi masa kecilku sederhana, ingin jadi seorang guru, lalu kemudian aku sadar... I have to be smart! Masa SMP-SMA, aku mau jadi seorang engineer di bidang yang "laki banget", semacam Teknik Pertambangan, Teknik Geologi, etc, lalu aku sadar... I hate Physics *tapi Alhamdulillah lulus TPB kok*. Sekarang, aku anak Biologi, tapi mencari sepeser rupiah di bidang Jurnalistik, kalau aku bercita-cita jadi Editor in Chief, Reporter, atau News Anchor... idealismeku mencari wadah karier yang netral tapi "menghasilkan". Di samping itu, aku mau menjadi seorang praktisi di bidang manajemen sumber daya hayati dan terpengaruh menjadi genetic counselors berkat mata kuliah Genetika dari Bu Fenny. Satu yang paling sudah kunantikan, aku mau punya anak kembar tiga kayak Daehan - Minguk - Manse, hehe.
Doaku di hari pertambahan umur ini, aku ingin selalu jadi orang baik dan semoga kebaikan selalu ada buat orang-orang banyak, biar aku nggak baik sendirian :)
AHS/18
Selamat ulang tahun neng Cipa >.<
ReplyDeleteSemoga dimudahkan dalam setiap hal ya..
:) :)
Terimakasih Kak :) Amin, semoga doa yang baik buat kakak juga :D
Delete