Beberapa waktu lalu, tepatnya di hari Jumat, tanggal 20 Januari 2017, aku berkesempatan untuk berkunjung ke salah satu stasiun televisi terkece di Indonesia yang dulu bahkan cuma jadi angan aja di benakku, apalagi kalau bukan Net Mediatama Indonesia!
Jadi, kunjungan tersebut dalam rangka Media Visit 2.0 dari Radio Kampus ITB. Awalnya aku sempat daftar cuma karena sistemnya first pay first get, kuota yang tersedia full booked *fyi, media visit ini berbayar lho ya 💁 Sedih dong, eh tapi bukan anak sholehah namanya kalau nggak dapat rezeki, ternyata ada yang ngebatalin dan akhirnya aku ngegantiin slot yang kosong. Makasih lho...
Saking excited-nya, aku bangun pagi banget, jam 2! Sebenarnya udah biasa sih, tapi sempat kaget ketika seliwer ngeliat jam dinding nunjuk angka 4, taunya itu jarum panjangnya wkwk. Selesai berkemas dan menuju bus yang akan mengantarkan tim RK ITB ke NET, kami baru berangkat sekitar jam 5 pagi, karena beberapa orang sempat telat datang akibat telat bangun.
Perjalanan memakan waktu sekitar 3-4 jam, nggak ngitungin juga tapi seingatku kami ngelewatin jalur Cikampek, deg-degan gitu ya banyak banget mobil-mobil gede *norak deh jarang jalan-jalan 😔*. Yeah, patung Pancoran menandakan kami tiba di kota besar, nggak sulit menuju Mega Kuningan Barat dan rombongan tiba sekitar pukul 11.
Berhubung datangnya kepagian, kami semua mampir dulu ke Bellagio Mall, sekaligus menunaikan shalat Jumat bagi yang menjalankan. Sembari makan siang, strolling around mall disitu cukup buat ngisi waktu sampai jam 1 nanti. Mulai dari makan siang, makan buy 6 get 6 di Krispy Kreme, makan fast food di Burger King, sampai makan pizza di Domino's Pizza, habis dari itu harus banyak-banyak istighfar :'(
Selesai shalat Dzuhur dan touch up,siapa tau ketemu Chelsea Islan atau Tara Basro kan, kami jalan kaki dari mall ke gedung The East karena jaraknya emang nggak jauh. Iyes, The East! Itu lho, yang ada di serial tv punya NET., dan hari itu aku kesana >w<
Berhubung ketinggalan sama rombongan Kak Atm dan para tetua lainnya, beberapa di antara kami sempat nyasar masuk lewat pintu bagian depan, padahal yang lain lagi nunggu di pintu sampingnya. Agak mendrama karena harus nunggu giliran tiap 10 orang dulu, tapi singkat cerita naik lift yang langsung melesat menuju studio miliknya NET. Nah, buat yang belum tau, jadi NET. ini belum punya gedung sendiri, masih sewa di gedung The East lantai 27 - 30. Lantai 27 merupakan area para direksi utama. Di lantai 28 bisa dikatakan main area-nya nih karena wilayah penyiaran berita dan informasi ada disini. Aku lupa di lantai 29 ada apa, pokoknya lantai 30 adalah tempatnya kongkow, tempat minta duit (re: finance), dan juga HRD-nya.
Kami diajak masuk ke meeting room di lantai 30, dipertemukan dengan tim PR dari NET., ada Mbak Diza, Mbak Galuh, Mas Bowo, dan Kang Dede Apriadi sebagai Vice President of Public Relations. Disana, obrolannya santai, ngebahas soal seluk-beluk NET., program kecenya, aktivitas serunya, citra pertelevisian di Indonesia, bahkan sampai hal-hal kenapa NET. mencoba 'keluar' dari zona nyaman para pegawainya.
Seperti yang kita tahu, kebanyakan orang-orang NET. merupakan alumni dari "Tendean" *tau dong ya itu apa*. Terus kenapa sih mereka ini sampai mau-maunya membentuk stasiun televisi baru? Kang Dede sendiri menjelaskan bahwa NET. lahir dengan satu idealisme, yakni mengubur gaya televisi lama. Secara teknologi, NET. menawarkan sesuatu yang berbeda dengan teknologi terbaru, ayo ngaku kalau disuruh pilih stasiun tv dengan kualitas gambar HD, pasti pada nunjuk NET. kan? Jelas, karena NET. "lebih main" dibanding stasiun televisi lainnya dan merupakan tv broadcaster pilihan.
"Masa depan televisi bukanlah televisi itu sendiri, tapi media baru," ujar Kang Dede ditimpali Mbak Diza. Yap, new media sekarang banyak banget dilirik, orang-orang nggak lagi statis cuma nontonin tv di depan layar kotak, sekarang televisi (harusnya) bisa diakses kapan dan dimana saja. Sama halnya kayak NET., buktinya kita bisa nonton program acaranya di kanal Youtube mereka tanpa harus stick to the schedule.
Masih menurut Kang Dede, pertumbuhan iklan di televisi dan media jenis lama kayak billboard, koran, majalah mulai menurun, berbanding terbalik ketika kita beriklan lewat media sosial. Lihat aja sekarang jadi banyak buzzer dan influencer yang muncul sana-sini karena social media memang memberikan tawaran yang menggiurkan.
Untuk NET. sendiri, Kang Dede bilang bahwa ketika kliennya mau beriklan, sebenarnya nggak cuma lewat televisi analognya aja ditayangkan, tapi juga media-media NET. lainnya seperti NET. Connect, Zulu, dan NET CJ, termasuk berbagai media sosial NET. dengan kualitas yang sama-sama HD, udah bagus, jernih, bening deh pokoknya, kek air kolam habis dikuras. Sedangkan untuk budget, nggak main-main lho, katanya sih dalam sehari bisa diibaratkan kayak ngebakar mobil Mercy seharga 3M, kebayang kan setahun nyaris 1T, itu bukan daun-daun musim gugur ya mz mb 😉
Nah, keunggulan lainnya dari NET. ini adalah dari segi kontennya yang mencoba untuk jadi tv yang lebih positif dari program-programnya dengan nggak nyiarin berita-berita unfaedah yang penuh gosip nan sensasional, karena mereka menganggap hal itu bukan lagi budayanya. NET. seakan jadi arena pertobatan dari masa yang silam 😁
Menurut rating siaran, NET. emang baru nangkring di posisi nomor 8, tapi percaya atau nggak, NET. jadi televisi yang paling pintar dalam membidik pasar, sebab dengan konsep televisi masa kini dan idealisme yang berbeda dengan tv kebanyakan, nggak salah kalau targetnya merupakan generasi milenial dari 18-35 tahun dan merupakan orang-orang upper class yang tentunya jadi sasaran tepat untuk target pasar.
Meskipun sasaran secara umum adalah kaum menengah ke atas, NET. tetap menawarkan lahan untuk seluruh masyarakat dalam mengeksplor hal-hal unik yang bisa ditemukan di sekitarnya. Adanya NET CJ a.k.a Citizen Journalism yang ngebuka peluang sebesar-besarnya untuk siapapun itu bahkan tanpa basic seorang jurnalis untuk menjadi bagian dari NET.
Selesai pemaparan itu, mulai deh touring keliling studio NET., ada yang diajak ke selasar luar yang jadi spot instagramable dan ada juga yang diajak keliling ke lantai 28 sebagai main area news and information. Ternyata eh ternyata, di lantai tersebut terdapat studio multifungsi lho, satu ruangan besar itu bisa dipakai untuk program yang berbeda-beda dengan pengambilan angle yang beragam. Pasti pada hafal kan studio yang dipakai untuk Indonesia Morning Show? Studio itu jugalah yang jadi tempat siaran untuk program berita NET, Entertainment News, dan Sarah Sechan juga. Aku aja baru nyadar, dan ternyata layar di balik berita NET itu bisa dilewati lho, nggak ada kaca penghalang atau bahkan layar semata. Iye tau norak xP
Media visit waktu itu banyak diisi foto-foto sih, aku mah remah-remah kalau dibandingkan tim RK yang lain hehe. Tapi well... papasan sama Aubry Beer dan Rahma Hayuningdyah dengan nggak sengaja adalah berkah, apalagi bisa foto bareng Temmy Rahadi. Seriusan deh, aku sadar diri saat itu aku norak dan bopung banget wkwk, maafin lah ya... Intinya, Jumat waktu itu sangatlah berfaedah sekali, sampai jumpa di media visit lainnya :*
Ps. Some photo source from Kak Atm's, Gita's, Tiara's, Kak Acil's, and Chate's
Jadi, kunjungan tersebut dalam rangka Media Visit 2.0 dari Radio Kampus ITB. Awalnya aku sempat daftar cuma karena sistemnya first pay first get, kuota yang tersedia full booked *fyi, media visit ini berbayar lho ya 💁 Sedih dong, eh tapi bukan anak sholehah namanya kalau nggak dapat rezeki, ternyata ada yang ngebatalin dan akhirnya aku ngegantiin slot yang kosong. Makasih lho...
Saking excited-nya, aku bangun pagi banget, jam 2! Sebenarnya udah biasa sih, tapi sempat kaget ketika seliwer ngeliat jam dinding nunjuk angka 4, taunya itu jarum panjangnya wkwk. Selesai berkemas dan menuju bus yang akan mengantarkan tim RK ITB ke NET, kami baru berangkat sekitar jam 5 pagi, karena beberapa orang sempat telat datang akibat telat bangun.
Perjalanan memakan waktu sekitar 3-4 jam, nggak ngitungin juga tapi seingatku kami ngelewatin jalur Cikampek, deg-degan gitu ya banyak banget mobil-mobil gede *norak deh jarang jalan-jalan 😔*. Yeah, patung Pancoran menandakan kami tiba di kota besar, nggak sulit menuju Mega Kuningan Barat dan rombongan tiba sekitar pukul 11.
Berhubung datangnya kepagian, kami semua mampir dulu ke Bellagio Mall, sekaligus menunaikan shalat Jumat bagi yang menjalankan. Sembari makan siang, strolling around mall disitu cukup buat ngisi waktu sampai jam 1 nanti. Mulai dari makan siang, makan buy 6 get 6 di Krispy Kreme, makan fast food di Burger King, sampai makan pizza di Domino's Pizza, habis dari itu harus banyak-banyak istighfar :'(
Selesai shalat Dzuhur dan touch up,
Berhubung ketinggalan sama rombongan Kak Atm dan para tetua lainnya, beberapa di antara kami sempat nyasar masuk lewat pintu bagian depan, padahal yang lain lagi nunggu di pintu sampingnya. Agak mendrama karena harus nunggu giliran tiap 10 orang dulu, tapi singkat cerita naik lift yang langsung melesat menuju studio miliknya NET. Nah, buat yang belum tau, jadi NET. ini belum punya gedung sendiri, masih sewa di gedung The East lantai 27 - 30. Lantai 27 merupakan area para direksi utama. Di lantai 28 bisa dikatakan main area-nya nih karena wilayah penyiaran berita dan informasi ada disini. Aku lupa di lantai 29 ada apa, pokoknya lantai 30 adalah tempatnya kongkow, tempat minta duit (re: finance), dan juga HRD-nya.
Kami diajak masuk ke meeting room di lantai 30, dipertemukan dengan tim PR dari NET., ada Mbak Diza, Mbak Galuh, Mas Bowo, dan Kang Dede Apriadi sebagai Vice President of Public Relations. Disana, obrolannya santai, ngebahas soal seluk-beluk NET., program kecenya, aktivitas serunya, citra pertelevisian di Indonesia, bahkan sampai hal-hal kenapa NET. mencoba 'keluar' dari zona nyaman para pegawainya.
Seperti yang kita tahu, kebanyakan orang-orang NET. merupakan alumni dari "Tendean" *tau dong ya itu apa*. Terus kenapa sih mereka ini sampai mau-maunya membentuk stasiun televisi baru? Kang Dede sendiri menjelaskan bahwa NET. lahir dengan satu idealisme, yakni mengubur gaya televisi lama. Secara teknologi, NET. menawarkan sesuatu yang berbeda dengan teknologi terbaru, ayo ngaku kalau disuruh pilih stasiun tv dengan kualitas gambar HD, pasti pada nunjuk NET. kan? Jelas, karena NET. "lebih main" dibanding stasiun televisi lainnya dan merupakan tv broadcaster pilihan.
"Masa depan televisi bukanlah televisi itu sendiri, tapi media baru," ujar Kang Dede ditimpali Mbak Diza. Yap, new media sekarang banyak banget dilirik, orang-orang nggak lagi statis cuma nontonin tv di depan layar kotak, sekarang televisi (harusnya) bisa diakses kapan dan dimana saja. Sama halnya kayak NET., buktinya kita bisa nonton program acaranya di kanal Youtube mereka tanpa harus stick to the schedule.
Masih menurut Kang Dede, pertumbuhan iklan di televisi dan media jenis lama kayak billboard, koran, majalah mulai menurun, berbanding terbalik ketika kita beriklan lewat media sosial. Lihat aja sekarang jadi banyak buzzer dan influencer yang muncul sana-sini karena social media memang memberikan tawaran yang menggiurkan.
Untuk NET. sendiri, Kang Dede bilang bahwa ketika kliennya mau beriklan, sebenarnya nggak cuma lewat televisi analognya aja ditayangkan, tapi juga media-media NET. lainnya seperti NET. Connect, Zulu, dan NET CJ, termasuk berbagai media sosial NET. dengan kualitas yang sama-sama HD, udah bagus, jernih, bening deh pokoknya, kek air kolam habis dikuras. Sedangkan untuk budget, nggak main-main lho, katanya sih dalam sehari bisa diibaratkan kayak ngebakar mobil Mercy seharga 3M, kebayang kan setahun nyaris 1T, itu bukan daun-daun musim gugur ya mz mb 😉
Nah, keunggulan lainnya dari NET. ini adalah dari segi kontennya yang mencoba untuk jadi tv yang lebih positif dari program-programnya dengan nggak nyiarin berita-berita unfaedah yang penuh gosip nan sensasional, karena mereka menganggap hal itu bukan lagi budayanya. NET. seakan jadi arena pertobatan dari masa yang silam 😁
Menurut rating siaran, NET. emang baru nangkring di posisi nomor 8, tapi percaya atau nggak, NET. jadi televisi yang paling pintar dalam membidik pasar, sebab dengan konsep televisi masa kini dan idealisme yang berbeda dengan tv kebanyakan, nggak salah kalau targetnya merupakan generasi milenial dari 18-35 tahun dan merupakan orang-orang upper class yang tentunya jadi sasaran tepat untuk target pasar.
Meskipun sasaran secara umum adalah kaum menengah ke atas, NET. tetap menawarkan lahan untuk seluruh masyarakat dalam mengeksplor hal-hal unik yang bisa ditemukan di sekitarnya. Adanya NET CJ a.k.a Citizen Journalism yang ngebuka peluang sebesar-besarnya untuk siapapun itu bahkan tanpa basic seorang jurnalis untuk menjadi bagian dari NET.
Selesai pemaparan itu, mulai deh touring keliling studio NET., ada yang diajak ke selasar luar yang jadi spot instagramable dan ada juga yang diajak keliling ke lantai 28 sebagai main area news and information. Ternyata eh ternyata, di lantai tersebut terdapat studio multifungsi lho, satu ruangan besar itu bisa dipakai untuk program yang berbeda-beda dengan pengambilan angle yang beragam. Pasti pada hafal kan studio yang dipakai untuk Indonesia Morning Show? Studio itu jugalah yang jadi tempat siaran untuk program berita NET, Entertainment News, dan Sarah Sechan juga. Aku aja baru nyadar, dan ternyata layar di balik berita NET itu bisa dilewati lho, nggak ada kaca penghalang atau bahkan layar semata. Iye tau norak xP
Media visit waktu itu banyak diisi foto-foto sih, aku mah remah-remah kalau dibandingkan tim RK yang lain hehe. Tapi well... papasan sama Aubry Beer dan Rahma Hayuningdyah dengan nggak sengaja adalah berkah, apalagi bisa foto bareng Temmy Rahadi. Seriusan deh, aku sadar diri saat itu aku norak dan bopung banget wkwk, maafin lah ya... Intinya, Jumat waktu itu sangatlah berfaedah sekali, sampai jumpa di media visit lainnya :*
Nggak megang tangannya Om Temmy ya xP |
Ps. Some photo source from Kak Atm's, Gita's, Tiara's, Kak Acil's, and Chate's
wah salut jam 2 udah bangun hahaha kebayang sih gimana antusiasnya :D saya juga pengen ikutan
ReplyDeleteSebenarnya nggak sabar mau cepet-cepet berangkat, makanya set alarm dimana-mana hehehe :D
Delete