Perubahan itu pasti selalu ada, tanpa kita tahu kapan seseorang bisa berubah jauh lebih beda. Hal ini terjadi dengan salah satu kakak kelasku. Pertama kali jadi adik kelas dari kakak yang satu ini adalah pas SMP, karena kebetulan kami berada di satu sekolah yang sama. Setelah lulus dan masuk SMAN 1 Cililin, lagi-lagi masih menjadi adik kelasnya.
Aku mengenal Muhammad Abdilah Ramdani, atau yang akrab disapa A Ramdan saat di SMA berbeda dengan A Ramdan yang aku kenal pas SMP. Perubahannya lebih baik tentu saja, salah satu hal yang berpengaruh adalah jabatannya sebagai Ketua OSIS 2013 – 2014 yang lalu.
Walaupun nggak begitu dekat dengan A Ramdan, selain sebagai adik-kakak kelas dan berada di satu ekskul yang sama, sejauh ini dia dikenal sebagai sosok pelajar yang aktif dalam kegiatan berorganisasi. Dulu pas SMP, A Ramdan juga jadi anggota OSIS, hanya anggota dari salah satu seksi bidang, beda sama aku yang waktu itu jadi Wakil Bendahara *zongong, Acipa!*. Tapi, nggak nyangka aja pas masuk SMA, dia jadi pemimpin organisasi sekolah.
Jabatannya itu setidaknya pernah membantuku dalam hal penerimaan anggota OSIS. Berkatnya, aku pernah dapat semacam pembelaan hingga singkat cerita aku masuk dalam keorganisasian. Entah aku yang nggak tahu diri, aku cuma bisa “bertahan” di OSIS selama setengah periode. Jujur saat itu memang sulit, memilih antara berhenti atau bertanggung jawab dengan pembelaan A Ramdan saat itu. Heheh...
Beberapa waktu lalu, A Ramdan juga pernah terpilih dalam 100 Ketua OSIS SMA di Indonesia yang mengikuti Indonesia Student Leadership Camp III di salah satu tempat di Kampus Kuning alias Universitas Indonesia. Suatu kebanggaan juga sebagai adik kelas yang sebelumnya pernah mengikuti forum yang serupa *uhukFOR6uhuk*
Keikutsertaannya dalam kegiatan tersebut juga sedikit banyak mempengaruhi dalam pilihannya di PTN mendatang. Katanya sih, A Ramdan ini berminat masuk FISIP UI. Hmm... doakan saja semoga keinginannya ini bisa tercapai. Amin...
Yang menarik dari A Ramdan adalah tentang persfektif kebanyakkan orang-orang terhadap dirinya. Banyak di antara teman-temanku (termasuk aku juga) dan adik-adik kelas lainnya menganggap A Ramdan adalah sosok yang cukup menakutkan. Bukan menakutkan seperti apa ya, lebih kepada takut salah tingkah di hadapannya yang dikenal sebagai Ketua OSIS. Tapi..., beberapa kali berbicara dengannya via BBM, aku rasanya lebih berani untuk chat dibandingkan ketemu langsung, haha... Acipa sama aja.
Ah ya, sebagai anak kelas 12, A Ramdan juga bilang kalau dia nggak terlalu memikirkan banget soal NEM UN-nya nanti. Toh, nilai UN bukanlah prioritas dan penentu utama dalam lulus atau tidaknya seseorang. Target yang ingin aku capai yang jelas itu hasil dari kerja keras maksimal yang telah aku perjuangkan. Setuju kan? Pastinya, karena hasil tak akan pernah mengkhianati perjuangan.
Untuk A Ramdan *kalau baca ini, tapi pasti baca #maksa*, tetap semangat ya jalani semua tantangan yang sedang dan akan dihadapinya. Semoga mimpi-mimpinya, baik jangka panjang, menengah, dan pendek bisa tercapai. Semoga jadi bagian dari orang-orang yang mengendalikan pemerintahan Indonesia agar lebih baik di usianya yang muda. Sebagai seorang adik kelas, aku merasa terinspirasi dan berterimakasih untuk semua yang telah dilakukan selama ini, terutama saat-saat aku berada menjadi bagian OSIS.
Terimakasih juga sudah jujur dan berani beda mengatakan kalau Syifa adalah orang yang cuek, pendiam *padahal kayak cacing kepanasan gini*, dan aktif mengekspresikan diri dalam tulisan. Semoga tulisan ini juga jadi salah satu cerita yang bisa diingat ya. Heheh...
by.asysyifaahs♥
Gue salah satu murid yg pengen jadi osis :)
ReplyDeleteAku malah dapat kesempatan itu, tapi nggak dilakukan semaksimal mungkin :(
DeleteKeren ya teman kamu :)
ReplyDeleteDia kakak kelas aku, salah satu favorit di sekolah :D
Delete