Halo, setelah kemarin cerita soal mimpiku Keliling Indonesia, sekarang waktunya bermimpi untuk Travelling Around The World. Aku percaya, dengan melihat dunia semakin banyak maka semakin banyak pula kita bisa mensyukuri pemberian-Nya.
Walaupun nggak ada target khusus kapan semua ini harus tercapai, at least aku menargetkan diri untuk bisa keliling dunia sebelum atau saat berumur 20 tahun. Kenapa 20? Kalau dipikir-pikir, saat umur 20 tahun-lah, aku mungkin bisa menyelesaikan studi kuliah dan sedikit ‘agak’ bebas untuk bisa melakukan apa saja, termasuk salah satunya travelling keliling dunia.
Aku pernah ngobrol sama Rezka soal keinginanku pergi ke Korea—yaaaah, taulah termakan isu drama yang sering aku tonton, aku jadi berniat untuk pengin pergi kesana. Di luar K-wave Hallyu yang menggebrak seluruh dunia, Korea juga punya budaya yang keren yang masih dipegang teguh sama tiap masyarakatnya. Walaupun nggak semua penduduk Korea memakai Hanbok, tapi tatakrama mereka masih terjaga, contoh kecilnya saja menundukkan badan 90 derajat sebagai penghormatan kepada yang lebih tua atau lebih dihormati dan seringnya melepas sepatu yang kemudian diganti sandal untuk masuk ke dalam rumah. Padahal, hal-hal sekecil itu bisa saja terlewati, tapi... di negeri gingseng sana, entah artis ataupun bukan, mereka punya sopan santun yang cocok untuk diteladani.
Berkat membaca salah satu novel bernuansa Thailand, aku juga jadi mau pergi ke sana. Meskipun tempat wisata Thailand lebih didominasi dengan bangunan-bangunan kuil zaman dahulu semacam candi, nggak mengurangi keinginanku untuk pergi ke negara dimana Mario Maurer berada. Hahaha... ya, semua perempuan pasti tahu Mario Maurer, atau kalau nggak Kao Jirayu, makanya teman-temanku yang juga suka film Thailand itulah yang membuatku gigih ingin pergi ke Thailand.
Sejak kecil, aku selalu ingin pergi pakai pesawat Qantas Airlines, menuju Australia, memeluk koala, dan masuk kantung kangguru kalau bisa. Malah, poster Australia terpampang jelas di kamarku. Semenjak mengetahui KangGuru Indonesia lewat facebook, aku mulai semangat untuk mengenal hubungan bilateral antara Indonesia dengan Australia. Siapa tahu kan ya, someday, aku bisa jadi bagian orang-orang hebat yang masuk jadi AIYEP; Australia-Indonesia Youth Exchange Program, atau mungkin... jadi Duta Besar Indonesia untuk Australia? Doakan saja, ya.
Negara-negara Eropa itu selalu memikat dengan caranya tersendiri, Perancis, Italia, Jerman, Belanda, semuanya punya keunikan masing-masing yang membuatku ingin merasakan dinginnya salju khas benua Barat sana. Sebagai masyarakat yang hanya merasakan dua musim dalam setahun, aku selalu bercita-cita dapat turun hujan salju pertama di musim dingin. Sensasinya pasti beda tentu saja kalau yang kita rasakan winter di Korea, tapi aku nggak tau kayak apa... karena aku belum pernah kesana, huhu. Yah, semoga dalam setahun aku bisa merasakan indahnya spring-summer-autumn-winter yang berbeda-beda di negara yang berbeda pula, hihi. Amin dong...
Kalau pergi ke Inggris, mungkin beberapa membayangkan London Eye, Old Trafford, Big Ben, dan banyak lagi... Tapi kalau aku yang ke Inggris, rasanya bisa jalan kaki dengan tenang di sana aja udah bersyukur banget, telepon di area khusus yang warnanya merah, foto bareng sama prajurit Inggris. Waaah, nggak kebayang deh hal-hal sekecil itu aja udah jadi kebanggaan tersendiri bagi kita saat pergi ke negara yang ada Kate Middleton-nya, xixi.
Di antara negara tadi, mungkin Budapest di Hungaria dan Prague, Ceko adalah yang ‘nggak mainstream’ menurutku. Memangnya ngapain coba ke sana? Nggak tau, tiba-tiba terlintas begitu aja ketika memperhatikan dashboard laptop menampilkan foto di Budapest dan Praha. Negara mana pun itu, aku yakin, selalu menawarkan mahakarya-Nya tersendiri yang berbeda-beda.
Cordoba, yes! Suatu wilayah di Eropa yang pernah menjadi pusat peradaban perkembangan agama Islam di sana. Di Cordoba, Islam pernah berkembang dengan pesat dan baik, di Mesquita. Nggak hanya itu, di Istanbul, Turki ada satu masjid bersejarah yang dulunya pernah digunakan sebagai gereja, yaps... Aya Sophia. Mesjid yang dikenal dengan arsitektur maha megah nan mewahnya telah membuatku jatuh cinta. Sejarah dari Dinasti Usmani yang pernah menguasai sekitar abad ke-13 sampai ke-14 juga nggak kalah seru, aku tertarik semenjak beberapa bulan lalu mempelajari Tiga Kerajaan Besar Islam di masa lalu ini.
Terakhir, meskipun aku nggak yakin semua negara di atas bisa aku kunjungi semua. Tahu diri lah ya #daakumahapaatuh, tapi pasti ada yang bakal dikunjungi. Yang bisa aku lakukan hanya berusaha supaya punya biaya untuk pergi ke sana, dan tentu saja doa, doa supaya aku bisa melihat kemahabesaran-Nya lewat tempat-tempat indah itu. Kamu, doain aku juga ya ;)
by.asysyifaahs♥
Dari semua negara yang kamu mau tuju, kedengarannya menarik.
ReplyDeleteTapi... Kalau thaliand saya mah ngga sanggup denger orang-orang sana ngomong :')
Thailand itu keren, tapi ya itu... bahasanya. Cuma Thailand mendingan sih Teh menurutku, dari Filipina *bahasa tagalognya itu...*
DeleteKorea sama Eropaaa! Hahaha eh emang kenapa kalo Thailand ngomong sih? *belum pernah denger langsung*
ReplyDeleteBahasa Thailand nggak aneh kok, cuma dialek yang kental kalau kata kita dianggap 'mengirung' *apaan mengirung* Coba deh tonton film-film Thailand, Kak :D
ReplyDelete