Ada yang tahu dengan Alanda Kariza? Penulis yang baru-baru ini menerbitkan buku terbarunya berjudul Travel Young akan menjadi cerita mimpiku di hari kesebelas ini. She was so inspired for me, actually!
sumber AlineaTV |
Untuk mengenal Alanda Kariza, ada banyak site yang bisa kalian kunjungi di Google untuk tahu ‘siapa sih dia ini?’, mulai dari profilnya, latar belakang kehidupannya, prestasinya, hingga beberapa kasus yang pernah menimpanya sekaligus membuatnya bangkit dan nggak terpuruk begitu saja. Karena itulah, aku nggak akan bahas banyak behind the scene dari Kak Alanda ini ya ;)
Aku tahu Kak Alanda untuk pertama kalinya dari buku yang pernah ia tulis berjudul Dream Catcher—sebuah buku nonfiksi pengembangan diri yang banyak menceritakan pencapaian suksesnya di usia muda. Hei! It’s amazing, dalam usia 15 tahun Alanda belia berani membuat sebuah komunitas sosial bernama The Cure For Tomorrow (TCFT) barengan teman-temannya. Coba bandingkan sama aku yang tahun ini (masih) berumur 15 tahun juga, tapi rasanya nggak ada yang membuatku bisa menggerakkan orang-orang untuk berbuat kebaikan, masa remajaku terkesan flat, datar, dan hanya diisi satu atau dua warna saja. Mengerikan!
sumber @alandakariza |
Saya ingin bercerita soal suatu hari di bulan Januari 2009, di mana saya untuk pertama kalinya bercita-cita menyelenggarakan sebuah konferensi untuk anak muda Indonesia yang tidak dibatasi oleh topik, daerah, maupun cita-cita. Sebuah ajang di mana anak-anak muda dari Indonesia, apapun latar belakang dan impiannya, bisa berkumpul dan menyampaikan pendapat mereka, serta berkembang untuk membangun Indonesia agar bisa menjadi lebih baik. Saya pun mengajak sejumlah teman dekat untuk bekerjasama merancang konsep untuk kegiatan ini. Kami pun menamainya, Indonesian Youth Conference. –Alanda Kariza, Berbagi Mimpi & Bersinergi
sumber Indonesian Youth |
In IYC, we have always believed on the principle that anyone, any young person, should be able to positively contribute towards the development of Indonesia through his/her passion and interests — no matter what they might be. That the contribution should not be limited to activities in the field of politics and education, but also creative industry and economy. That whatever you like to do could be transformed into something useful for the community, only if you know how to do it, and how to see it. –Alanda Kariza, A Quarter-Life Crisis, Perhaps
Di balik kesuksesannya yang mewakili Indonesia di kancah internasional sebagai Global Changemakers, One Young World, dan High Level Panels on Youth; “Global Youth, Leading Change” di tahun-tahun lalu, kehidupan keluarga Kak Alanda nggak seindah prestasinya. Kasus yang menimpa Ibunya pernah menjadi hambatan dan tantangan terbesar yang Kak Alanda alami dalam meraih mimpi-mimpi besarnya.
sumber Alanda Kariza's blog |
I just want her to stay with me… instead of behind those scary bars. I just want her to witness everything that I will achieve in the future. I just want her to see my little sisters grow up, beautifully. I just want her to always be there around the dining table, and we’ll have dinner together. I just want her to cook again for the whole family on Sunday mornings. I just want her to let me drive for her when she has to go somewhere. I just want her to listen to my stories about my boyfriend, my friend, campus life, or silly little things. I just want her here… Here. –Alanda Kariza, Ibu
Rasa takjub, salut, dan menyenangkan bisa kenal dengan Kak Alanda adalah satu dari sekian banyak hal yang membuatku merasa... oke, hidup ini ternyata indah. Ada banyak orang-orang yang walau nggak kita kenal, tapi dia dan mereka bisa menebar manfaat untuk banyak orang—nggak hanya sekadar untuk lingkungan terdekatnya saja, tapi bahkan lingkungan yang lebih luas lagi.
Seperti yang pernah Kak Alanda katakan juga, “mimpi itu kebutuhan. Layaknya udara, tanpa disadari, aku, kamu, dan kita semua membutuhkan mimpi. Mimpilah yang menuntun kita atas apa yang kita kerjakan saat ini karena hari ini adalah jawaban atas mimpi kita tempo hari”.
Dan karena Kak Alanda, aku percaya, dreams are invented, we are not born with them. How ‘bout you?
by.asysyifaahs♥
alanda memang sosok penulis wanit yang menginspirasi, selai dewi dee lestari juga :)
ReplyDeleteYaps, setuju. Cuma pas awal aku mikir bahwa dia bukan "penulis seutuhnya" *digeplak buku Kak Alanda*, tapi jadinya anak muda yang punya acara IYC itu, eh taunya penulis-dengan-cukup-penuh-waktu :D
Deletebaru tau alanda setelah baca postingan ini, hebat masih muda sudah banyak prestasi *aku jadi malu*
ReplyDeleteTetep semangat ya mumpung masih muda raih prestasi sebanyak mungkin ^^
Nah kan, kasih tahu lebih banyak orang lagi..
DeleteHeem nih, bikin motivasi banget biar bisa kayak (atau melebihi) dia :D
Gue kagum sama kak Alanda, hebat banget perjuangannya :)
ReplyDelete...apalagi kalau baca perjuangannya buat Ibu Arga, duuh...
DeleteI know her :D
ReplyDeleteTau? Siapa hayo?
DeleteTahun 2013 kemarin, saya sempat beli tiket IYC dan udah ngurusin segala macem buat perginya. Sayangnya nggak diizinkan sama orangtua, akhirnya cuma dapat sertifikat dan goodie bag beserta isinya, padahal ikut festivalnya nggak. Iri berat sama temenku yang foto bareng Alanda Kariza, katanya beliau looks more fab in real life!! Sedih ya semoga tahun ini bisa ikut ya kita :')
ReplyDeleteEyaampun, beneran Kak? Itu sertifikat dan goodie bag dikirim segala ke rumah? Isinya apa aja sih? Ah, tau gitu mah, mending ngeluarin uang 125 ya buat kayak gitu, udah pasti nggak bakal pergi karena nggak diizinin juga :)
DeleteHihi, iya nih... iri tapi ikut seneng aja kalau liat orang bisa fotbar bareng Kak Alanda. Eh, tahun ini IYC bakal ada gelaran lagi ya? Setauku cuma 2 tahun sekali...