Assalammu'alaikum. Selamat pagi, teman-teman, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dalam lindungan Allah ya. Maaf sudah agak lama ini tidak menulis di blog dan melanjutkan konsistensi menulis Ramadhan's Daily. Kenapa? Dikarenakan yang ngetiknya lagi sakit, alhasil cerita harian Ramadhan hanya berakhir di hari ke-18 aja deh. InsyaAllah untuk Ramadhan selanjutnya—jika kita dipertemukan lagi—Syifa akan berusaha lebih konsisten selama satu bulan penuh untuk menulis di blog. Doakan saja semoga Syifa selalu diberi kesehatan oleh Allah Ta'ala ya. Amin...
Dalam kesempatan kali ini, akan repost tulisan #1Hari1Masjid Syifa. Lho kok lagi? Iya, Alhamdulillah Syifa dapat jatah 2 post di awal dan akhir projek sebelum tulisan dari si empunya projeknya sendiri, Kak Primadita. So, check this out!
***
Masjid yang akan Syifa ceritakan kali ini sebenarnya masjid
yang dirasa beda dari masjid yang pernah Syifa kunjungi di kota-kota lain. Jika
mengingat ketika masih tinggal di Kalimantan Selatan 8 tahun yang lalu, mungkin
aneh rasanya jika selama setahun tinggal disana hanya bisa menginjakkan kaki di
masjid tersebut untuk yang pertama dan terakhir kalinya.
Masjid yang Syifa sebut bernama Masjid Ash-Shiratal Mustaqim yang berlokasi di Jl. Pangeran
Antasari , Tanjung-Tabalong, Kalimantan Selatan. Letaknya yang strategis di
dekat alun-alun kota, kantor bupati, dan pusat perbelanjaan Mal Bauntung,
membuat aku yakin kalau ternyata sistem macapat
itu adalah kebudayaan asli Indonesia yang berlaku di semua daerah, bahkan
Kalimantan sekalipun.
Masjid Ash-Shiratal Mustaqim adalah masjid kebanggaan bubuhan Tanjung—termasuk Syifa. Selain
mempunyai arsitektur yang megah, masjid yang terletak di lingkaran tengah kota
ini juga sering mengadakan kegiatan-kegiatan islami yang bermanfaat, apalagi
pada saat bulan Ramadhan ini.
Delapan tahun yang lalu, Syifa mengunjungi masjid ini untuk
ikut melaksanakan shalat Ashar. Dulu, bangunan pohon di sekitar masjid masih
rindang dan cukup meneduhkan hingga sampai ke bagian jalan di sekitar masjid.
Tapi, waktu berubah dan keadaan pun berubah, menurut Bryan—teman Syifa yang
tinggal disana—pohonnya sudah ditebang dan ditumbuhi pohon-pohon baru lagi.
Walaupun saat itu Syifa datang di waktu yang tidak tepat,
Bryan menuturkan bahwa kegiatan Ramadhan yang biasa dilaksanakan di masjid ini
cukup bervariasi. Kegiatan yang paling menarik minat masyarakat adalah adanya safari
Ramadhan yang baru saja digelar dari tanggal 3 Juli kemarin dan biasa
menjadi ajang untuk menyambut gubernur terhormat Kalimantan Selatan, Bapak H.
Rudy Arifin. Sudah sejak 13 tahun yang lalu, kegiatan safari Ramadhan ini dilaksanakan,
tidak hanya gubernur, bupati, dan perangkat pemerintahan, tapi juga antusias
masyarakat sangat besar termasuk para pelajar sekolah.
Menurut Bryan, di sekolahnya juga sering mengadakan kegiatan
pesantren kilat alias sanlat (sama yang sedang Syifa lakukan minggu ini).
Namun, berbeda dengan sekolah Syifa, di beberapa sekolah di Tabalong, kegiatan
tersebut tidak hanya berlangsung di lingkungan sekolah saja, tapi juga membawa
para peserta sanlat untuk mengerjakan kegiatannya di masjid agung (buka
bersama, shalat berjamaah, dan tarawih). Sungguh suatu pengalaman yang
menyenangkan kalau saja Syifa masih tinggal di sana, hehe!
Nah, selain kegiatan safari Ramadhan yang bertujuan untuk
menjalin silaturahim antara pemimpin dan rakyatnya, kegiatan lainnya yang tidak
kalah bermanfaat adalah tausiyah berdzikir bersama. Tanggal 21 Juni yang lalu,
Ustadz Arifin Ilham yang juga masih merupakan warga banua Kalimantan Selatan itu, pernah hadir ke masjid tersebut untuk
melakukan syiar agama melalui dzikir bersama masyarakat Tabalong.
Kembali ke cerita Bryan tadi, kalau boleh dibilang Syifa
sedikit iri juga sih ya dengan apa yang sekolah mereka lakukan dalam kegiatan
sanlat. Dulu, ketika bersekolah di SDN 1 Tanjung, Ramadhan kami biasanya diisi
dengan kegiatan belajar Agama di mushola sekolah, tapi sekali waktu pernah
melaksanakannya di masjid jami’ yang
letaknya memang tidak terlalu jauh dari SD. Tapi tetap saja, pasti akan lain
rasanya ketika sudah duduk di bangku sekolah menengah. Biar feel dan chemistry sanlat di Ramadhan-nya lebih kerasa,
kata Bryan lagi.
Walau bagaimanapun, setiap daerah pasti punya ciri khas
masing-masing. Kalau boleh pilih, ingin sekali sementara waktu bisa berkunjung
ke sana lagi. Delapan tahun bukan waktu yang sedikit lho, dan tidak mudah
memang melupakan pengalaman tinggal di sana. Hmm... doakan saja ya bisa kembali
tinggal di sana, xoxo. Amin...
***
Syifa Note: Terimakasih Bryan atas kesempatan dan waktunya
untuk ditanyai berbagai macam pertanyaan yang menjadi sumber cerita ini, hehe.
Sumber Gambar:
by.asysyifaahs♥
Semoga selalu sehat dan bisa melanjutkan aktivitas ngeblognya. Selamat berlebaran, ya, Mbak. Mohon maaf lahir dan batin.
ReplyDeleteAmin, terimakasih doanya. Selamat berlebaran juga, mohon maaf lahir batin :)
DeleteMasjidnya bagus, kegiatannya jg bagus. Semoga kita bisa selalu meramaikan masjid (dlm makna yg positif tentunya), amiiin... :)
ReplyDeleteAmin... Saya malah tambah kangen kalau bahas masjid ini :D
Delete