“Katakanlah
(Muhammad): ‘Hai hamba-hamba-Ku
yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu’.
Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini pasti akan memperoleh kebaikan.
Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan
pahalanya tanpa batas.”
(Q.S. Az-Zumar [39] : 10)
***
Katanya, sabar
itu ada batasnya. Katanya, jika sampai pada batasnya itu orang tak bisa lagi
sabar. Katanya, jika ia terus menerus sabar menganggap bahwa hidup ini tak
adil. Katanya, begitu.
Entah siapa
yang mengatakan itu, entah orang-orang terdahulu yang kita anggap nenek moyang
atau dari pepatah yang memang diucap oleh orang-orang terdahulu. Di banyak
waktu, ketika seseorang sudah tak tahan lagi akan kesabarannya, ia sering
sekali mengucap kalimat sakti ini, ‘sabar
itu ada batasnya’. Lantas, kalau memang ada batasnya, sampai mana batas itu
berakhir? Memangnya, ada ya sabar-o-meter yang mengukur seberapa lamanya kita
sabar? Atau mungkin ada jarak kesabaran untuk menghitung seberapa jauh kita
bersabar?
Setahuku, di
dunia ilmu pengetahuan, khususnya ilmu Sains, tidak ada satu pencipta atau
penemu hebat di dunia ini yang bisa menciptakan alat canggih itu, alat yang
bisa mengukur sabar dan sampai mana batasnya. Hahah, konyol? Memang.
Seharusnya,
kalimat ini tak lagi dipakai, apalagi dimanfaatkan dalam keadaan tertentu
dimana seseorang sudah tak tahan lagi untuk bersabar. Harusnya diubah menjadi ‘sabar
itu ada waktunya’. Tidak hanya sabar sih, tapi apapun juga, kalau digunakan
tepat pada waktunya dan tepat tujuannya, akan berjalan baik.
Ingat ya, sabar
itu ada waktunya. Sabar di saat kita menerima ujian dari Allah, berupa
nikmat-Nya maupun musibah-Nya. Nikmat pun adalah ujian, ujian kesabaran kita
juga. Apalagi musibah, semakin sabar kita, maka semakin naik pulalah derajat
kita.
Sabar dalam
waktu yang tidak tepat, itu yang salah. Di saat-saat yang genting sekalipun,
sabar itu perlu, tapi bukan sabar semacam ‘Ah, ya udahlah sabar aja, terserah
gimana Allah,’. Ini yang salah, sabar disini dimaksudkan untuk tetap ikhtiar
juga, nggak berarti sabar itu harus melulu pasrah, pasrah, dan pasrah.
Ingat ya,
jangan lagi ada kata ‘sabar itu ada batasnya’, tapi ‘sabar itu ada waktunya’.
Semoga kita termasuk orang-orang yang bersabar. Amiin...
Post a Comment
Thanks for coming. I am glad you have reading this so far.
♥, acipa