“Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah
baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.
(Q.S. Al-‘Araaf [7] : 204)
Sering membaca
Al-Qur'an kan? InsyaAllah sering, dan semoga diistiqamahkan untuk terus
membacanya ya. Kalau mendengar Al-Qurnan bagaimana? Sering juga, kalau mendengar
bacaan sendiri sih itu lain lagi, maksudnya mendengar bacaan Al-Qur’an dari
orang lain? Seringkah? Bagaimana sikap kita saat mendengarkannya?
Menurut Ibnu
Katsir, Allah memerintahkan kita untuk diam saat Al-Qur’an. Tapi.., bukan diam
tidak memperhatikan dan pikiran terbang melayang jauh kemana-mana lho,
maksudnya adalah diam sembari memperhatikannya, lebih baik lagi kalau kita ikut
menyimak dan membacanya, kalau kita hafal ayat yang dibacakan. Kenapa harus
diam? Ini adalah sebagai bentuk memuliakan dan menghormati Al-Qur’an.
Tapi..., lain
lagi yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy zaman dahulu, mereka malah
melakukan sebaliknya, yaitu mengajak orang-orang untuk tidak mendengarkan
Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh. Naudzubillah...
Allah
menyampaikan perilaku kafir Quraisy dan orang musyrik itu dalam Q.S. [41] : 26,
yaitu menghalangi manusia dari mendengar Al-Quran. Firman Allah, “Dan
orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan
sungguh-sungguh akan Al Quran ini, dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya
kamu dapat mengalahkan mereka”.” (Q.S. [41] : 26).
Jadi, orang
kafir Quraisy musyrik memahami betul bahwa jika manusia mendengarkan
sungguh-sungguh Al-Qur’an, maka mereka akan beriman. Sehingga mereka
menghalangi manusia mendengar Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh untuk memikirkan,
merenungkan, dan mengambil pelajaran
darinya.
Nah, yang
terjadi zaman sekarang beda tapi hampir sama, mereka bukan lagi
dihalang-halangi, akan tetapi malah menghalangi diri sendiri untuk mendengarkan
ayat-ayat Al-Qur’an. Caranya memang tidak sama seperti yang dilakukan oleh
orang kafir Quraisy musyrik tersebut, tapi tujuannya yang sama-sama saja.
Mereka itu
tidak mendengar ayat-ayat Al-Qur’an karena terlalu sibuk, sibuk apa? Bukan kok
bukan sibuk kerja, tapi lebih sibuk memainkan alat canggihnya (Eng. gadget).
Mereka lebih baik mengutak-atik dan memainkan handphone dan alat canggih lainnya dibanding mendengarkan orang
yang sedang membaca Al-Qur’an. Contoh kecilnya saja, ketika sedang ada khotib
yang berkhutbah lalu membacakan ayat Al-Qur’an, mereka malah memperhatikan apa
yang sekarang sedang terjadi di linimasanya.
Nah, intinya
sama saja kan? Sama-sama bertujuan tidak mendengarkan Al-Qur’an. Maka
perhatikanlah Al-Qur’an, pelajarilah, hafalkanlah dan renungkanlah, Allah pasti
menurunkan rahmat (kasih) pada kita. InsyaAllah...
Post a Comment
Thanks for coming. I am glad you have reading this so far.
♥, acipa