Hari Rabu (22/11/2017) minggu lalu, praktikum Biosistematika jalan-jalan kulap ke Museum Geologi, yeay. Entah masuk hitungan kuliah lapangan atau nggak, pokoknya tetap senang karena nggak 'nggrepe-grepe' hewan, meski harus ada identifikasi dan pengukuran juga sih. Yha...!
Ini bukan pertama kalinya aku datang ke sana, yang pertama itu waktu kelas 4 SD, kedua adalah hari Kamis dua minggu sebelumnya, dan ini kali ketiga. Kenapa Kamis datang juga? Iya, fr*ak banget emang anaknya, niatnya demi ngambis biar bisa bikin resume dari penayangan film di Auditorium Museum Geologi itu lebih awal dibanding teman-teman lain, taunya waktu itu auditorium ditutup sementara dan alhasil terjebak hujan lebat pas sorenya. Eeeeh, pas kulap malah nggak nonton film apapun di auditorium. Kocak emang! -__-
Buat yang mau nambah ilmu seru, sabi datang ke sini nih! Museum Geologi berlokasi di Jl. Diponegoro No. 57, searea dengan kawasan Gedung Sate, Taman Lansia, RRI Bandung, dan Masjid Pusdai. Pusat kota banget deh, dari ITB aja pakai gojek cuma modal Rp3k saja, hoho. Areanya cukup luas dengan bangunan terdiri dari dua lantai (ditambah satu lantai rahasia, wkwk) dan terbagi ke dalam wilayah sayap barat, tengah, dan sayap timur.
Fyi aja nih, buat beli tiketnya ada di loket sebelah luar bagian barat dekat instalasi Exspan gitu, emang agak mojok di belakang Geology Museum Store. Harganya murah banget, pelajar/mahasiswa dikenakan biaya Rp2rb, umum Rp3rb, dan turis asing Rp10rb, bahkan modal beli seblak/ayam geprek aja bisa lebih dari itu kan? xD
Setelah tiket diperiksa, di bagian tengah yang menghadap pintu masuk kita bakal disambut sama fosil Gajah Blora sendirian dan nggak ada yang nemenin. Habis itu, aku memilih untuk berkeliling sayap timur dulu. Kenapa? Karena bagian itu ada di sebelah kanan pintu masuk, because women always right, you know? :P Bagian ini merupakan Ruang Sejarah Kehidupan, kayak proses pembentukan Bumi dari zaman ke zaman, sejarah Bandung Purba, sampai ada banyak fosil dari flora, fauna, dan manusia purba kala.
Setelah puas di sayap timur, let's move ke bagian seberangnya, memasuki Ruang Geologi Indonesia. Termasuk berbagai alat peraga asal mula Bumi, sistem tata surya, sumber daya alam dan mineral, dan terkait geologi pulau-pulau di Indonesia ada di sini. Yang menarik, di ruangan ini ada dua spot video interaktif yang bisa ditonton langsung sama pengunjung, ditambah kehadiran berbagai batu-batu cantik (atau intan/berlian ya namanya?). Aku nggak ingat, apakah pas SD juga ada ini atau nggak (?) Yang kutahu, setelah lihat itu aku jadi berharap ada mas-mas Teknik Geologi yang mau ngasih Acipa sebuah amethyst geode😛
Puas di lantai satu, sekarang kita naik ke lantai dua yuk! Ada Ruang Manfaat dan Bencana Geologi di bagian barat dengan sebagian koleksi hasil letusan gunung berapi, sampai pemanfaatan geological things dalam kehidupan sehari-hari manusia. Oh iya, di bagian ini juga ada spot simulasi gempa, but unfortunately alatnya nggak bisa dipakai karena lagi dalam perbaikan :( Kalau yang di seberangnya, Ruang Sumberdaya Geologi, kita bakal nemuin ragam batu-batuan, kayak safir, zamrud, giok, dan banyak lagi.
Selesai? Oh tentu tidak, kalau kamu cerdik, bakal nemuin the hidden treasure. Selain Auditorium Museum Geologi yang jadi tempat penayangan film di lorong timur (termasuk ada Ruang Dokumentasi dan Ruang Preservasi & Konservasi yang hanya boleh dimasuki karyawan aja), ternyata di lorong barat juga ada Perpustakaan PSG. Berbagai koleksi buku seputar ilmu geologi ada di sana. Waktu hari Kamis itu, aku sempat masuk sebentar sih, nggak berani lama-lama selain agak takut dengan suasana perpustakaan yang sepi banget *nggak ada yang jagain soalnya, haha*, padahal mah emang karena ngedumel gak ada colokan terdekat buat laptop sih, hihi.
Nah, beruntungnya adalah... praktikan Biosistematika bisa masuk ke dua ruang rahasia itu. Beneran seru banget lho! Pertama, aku kebagian masuk ke Ruang Dokumentasi, di sana ada banyak rak-rak berjajar yang menyimpan fragmen-fragmen fosil asli. Lanjut ke area workshop, ada tiga orang bapak-bapak yang lagi bikin fosil dari gifsum. Ternyata oh ternyata, sebagian dari instalasi yang ditampilkan di ruang museum itu beberapa di antaranya adalah hasil replika! Ada yang direka ulang dengan cara pencetakan pakai teknik cor dan amplas. Untuk nyelesaiin satu kerangka bagian tubuh fosil aja tuh butuh waktu minimal 2 - 4 bulan. Wiih!
Nggak lama di sana, perjalanan berlanjut lagi ke Ruang Preservasi & Konservasi. Di sini koleksi fragmen-fragmen ditampilkan untuk dilakukan pengukuran. Aku dan teman-temanku waktu itu berbagi tugas buat ngukur sampel gigi, femur (tulang paha), dan tibia (tulang kering) dari Stegodon dan Elephas, dua spesies gajah terdahulu. Eh ada tempurung kura-kura dan gading gajah yang gedenya gak biasa juga di sini!
Buat museum yang dibuka dari tahun 1928 ini, koleksinya emang lengkap dan katanya sih bakal terus bertambah seiring dengan penemuan-penemuan fosil yang masih lanjut diusahakan untuk dicari. Nggak cuma sering dikunjungi untuk tujuan study tour, Museum Geologi terus memperbaharui diri biar selaras sama keinginan kids zaman now, kalau tau infonya kamu bisa ikutan Night at The Museum di sini, pasti asyik banget!
📍 Museum Geologi Bandung
⛳ Jl. Diponegoro No. 57 Bandung (maps)
⏰ Senin - Kamis, 08.00 - 16.00 WIB dan Sabtu - Minggu, 08.00 - 14.00 WIB
(hari Jumat dan libur nasional, tutup)
💻 www.museum.geology.esdm.go.id
Nah, beruntungnya adalah... praktikan Biosistematika bisa masuk ke dua ruang rahasia itu. Beneran seru banget lho! Pertama, aku kebagian masuk ke Ruang Dokumentasi, di sana ada banyak rak-rak berjajar yang menyimpan fragmen-fragmen fosil asli. Lanjut ke area workshop, ada tiga orang bapak-bapak yang lagi bikin fosil dari gifsum. Ternyata oh ternyata, sebagian dari instalasi yang ditampilkan di ruang museum itu beberapa di antaranya adalah hasil replika! Ada yang direka ulang dengan cara pencetakan pakai teknik cor dan amplas. Untuk nyelesaiin satu kerangka bagian tubuh fosil aja tuh butuh waktu minimal 2 - 4 bulan. Wiih!
Nggak lama di sana, perjalanan berlanjut lagi ke Ruang Preservasi & Konservasi. Di sini koleksi fragmen-fragmen ditampilkan untuk dilakukan pengukuran. Aku dan teman-temanku waktu itu berbagi tugas buat ngukur sampel gigi, femur (tulang paha), dan tibia (tulang kering) dari Stegodon dan Elephas, dua spesies gajah terdahulu. Eh ada tempurung kura-kura dan gading gajah yang gedenya gak biasa juga di sini!
Buat museum yang dibuka dari tahun 1928 ini, koleksinya emang lengkap dan katanya sih bakal terus bertambah seiring dengan penemuan-penemuan fosil yang masih lanjut diusahakan untuk dicari. Nggak cuma sering dikunjungi untuk tujuan study tour, Museum Geologi terus memperbaharui diri biar selaras sama keinginan kids zaman now, kalau tau infonya kamu bisa ikutan Night at The Museum di sini, pasti asyik banget!
📍 Museum Geologi Bandung
⛳ Jl. Diponegoro No. 57 Bandung (maps)
⏰ Senin - Kamis, 08.00 - 16.00 WIB dan Sabtu - Minggu, 08.00 - 14.00 WIB
(hari Jumat dan libur nasional, tutup)
💻 www.museum.geology.esdm.go.id
Aku kurang sukak sik ke museum. Tapi dari gambar di atas keknya leh uga dikunjungin. 😂😂😂
ReplyDeleteWaah, makasih lho kak. Padahal kalo ada event tertentu, biasanya museum bakalan lebih seru dikunjungi! :)
Delete