Aku tuh tipe orang yang ketika merencanakan sesuatu kadang nggak sesuai dengan rencana tersebut. Makanya, sejak kemarin post #1Day1Dream pertama yang di luar rencana itu, mulai hari ini aku pikir aku bakal ubah daftar mimpi-mimpi yang sebelumnya aku tulis di organizer-ku. Sebenarnya, perbedaannya nggak jauh-jauh amat sih, sekadar membolak-balikkan mana yang lebih awal diutamakan, jadi semuanya tetap bakal diceritakan kok :D
Semua anak SMA pasti menginginkan lulus SMA, pasti! Dan kemungkinan untuk lulus itu bisa jadi 99%, ya kan? (Amin dong) Namun, ada banyak anak sekolah yang nggak ingin hanya lulus, tapi juga dapat nilai terbaik, ya kan? Salah satu dari mereka adalah aku. Aku yakin kok aku bakal lulus SMA (ini bukan menyombongkan diri ya, tapi optimis untuk meraih sesuatu). Akan tetapi, aku nggak mau hanya sekadar lulus begitu aja, tentunya aku juga mau dong dapat nilai terbaik.
Keinginan ini nggak muluk-muluk, seenggaknya dengan nilai terbaik aku nggak bikin kecewa Mamah dan Abah. Ya memang sih, nilai itu hanya sekadar tulisan atau angka formalitas yang tertulis di rapot atau ijazah, tapi... bukankah nilai juga mencerminkan pribadi orangnya? Kuantitas itu sama saja dengan kualitas.
Aku memang nggak menyangkal sih orang-orang sukses di dunia ini mungkin aja kebanyakkan di antara mereka punya nilai akademik yang pas-pasan. Misalnya nih, Albert Einstein yang di sekolahnya malah dianggap dungu. Tapi, bukan jadi hambatan bagi dia untuk tetap menuai kesuksesan dalam menciptakan teori relativitas.
Terus, apa gunanya nilai buat aku? Bagiku, nilai adalah suatu pembuktian. Pembuktian atas komitmen kerja keras belajarku selama ini. Aku bisa dibilang korban ketidakadilan sebuah nilai, hem, saking terlalu banyak ditekan dari berbagai sudut sih. Yah, memangnya apa sih yang bisa aku lakukan sebagai anak kampung(an) untuk bisa “unjuk gigi”? Jujur aku nggak bisa apa-apa, selain kalau bukan karena akademisku.
Dari nilai-nilai itu, aku juga merasa terpacu untuk membuktikan bahwa aku memang pantas mendapatkan nilai tersebut, nggak hanya rentetan angka-angka semata yang nggak ada artinya. Intinya gini deh, saat SMP aku dapat NEM UN 34,20... nilai tersebut mungkin cukup besar di angkatan sekolahku, tapi kalau dibandingkan angkatan sebelumnya tentu saja nilai itu nggak berarti apa-apa. Nah, pas SMA aku mau membuktikan nilai 34,20 tersebut memang kerja kerasku sendiri, bukan hasil orang lain, bukan karena “dorongan luar”, tapi pastinya berkat kekuatan sang Illahi dong ya.
Satu setengah tahun mendatang, atau mungkin satu tahun lagi aku bakal menghadapi Ujian Nasional 2016. Mungkin masih agak lama, tapi time flies like wuusshhh... cepet banget, sampai nggak kerasa tau-tau Maret atau April 2016 aku lagi duduk dengan diawasi pengawas untuk menghadapi UN. Who knows? Kita nggak tahu kapan waktu akan cepat berlalu kan? Makanya, dalam sisa-sisa waktu menjadi anak SMA, aku pengin banget benar-benar memanfaatkannya dengan baik, lantas menghadapi sebongkah ujian-ujian dengan baik pula, dinyatakan lulus, dan dapat nilai yang sangat memuaskan.
Kenapa target NEM-ku di atas 54,00? Kalau dirata-ratakan dengan 6 mata pelajaran khas MIIA (B. Indonesia, B. Inggris, Fisika, Kimia, Biologi, dan Matematika), idealnya aku dapat nilai 9,00 per mata pelajaran. Amin dong... Nah, makanya dengan nilai tersebut aku bakal berusaha lebih giat lagi untuk benar-benar mendapatkannya. Mungkin sulit, tapi kalau dibarengi dengan niat karena Allah, InsyaAllah apa yang dicita-citakan bakal terkabul juga.
Terakhir, aku tuh bukan bermaksud meraih nilai tersebut untuk memamerkan diri, nggak ada sama sekali. Hanya saja, untuk membuktikan pada mereka-mereka yang dulu pernah anggap aku “ih, apa sih lo!”, rasanya sakiiittt banget nggak dihargai hanya karena aku tuh nggak ada apa-apanya kalau dibanding anak-anak yang lain. Apalagi, kalau kaitannya berurusan sama kerjaan orangtuaku, rasanya kayak mau namparin orang itu satu per satu, hiks. Hehe... pokoknya, cuekin aja lah ya orang yang nyinyir gitu, nggak guna juga, yang penting sih mari terus bermimpi, karena winners are dreamers ;)
by.asysyifaahs♥
Wah semangat-semangat. ga ada yg ga mungkin.. tapi ingat, harus jujur ya. percuma nilai tinggi kalau lihat kunci.. :)
ReplyDeletekeep the spirit up..
Tentu dong, nilai tinggi juga nggak berguna kalau asalnya bukan dari diri kita sendiri ;)
DeleteSemangat Syifaaa. Pasti bisa kalau terus berusaha dan jangan lupa berdo'a ya.
ReplyDeleteInsyaAllah, amin... selalu. Makasih Kak Zoel :D
Deletecemungut adek.. kalo ada niat, usaha + doa pasti bisa kok ;)
ReplyDeleteInsyaAllah dan harus bisa, hehe...
Deletewooaah 54,00!
ReplyDeleteinsya allah bisa dek. hasbunallah wa ni'malwakiil! :D
InsyaAllah, Kak ^^ Amin...
Deletebeuh semangat buat 54,00 nya..
ReplyDeleteuntungnya gak ada yang mustahil kalo mau berusaha, jadi jangan putus asa!
Yaps, amin... Makasih ya ^^
DeleteKalau mau nilai bagus, lebih baik ikut bimbingan belajar di bimbingan khusus semacam di Nurul Fikri atau di Ganesha. Karena biasanya kalau latihan yang diberikan sekolah itu ya, agak jauh sama soal yang keluar pas ujian nasional. (Kalau sekolahku dulu, jauh banget malah ;-;) dan kalau kamu coba belajar, terutama dari bimbingan Nurul Fikri biasanya soalnya mendekati soal yang keluar.. Good luck ya! Jangan lupa berdo'a!
ReplyDelete#bukansabda #bukanpromosi
Iya, Kak, aku juga sadar sih kalau cuma modal belajar di sekolah (dan di rumah juga) sebenarnya agak kurang, tapi kelas 11 ini belum ikut GO atau Primagama. Nurul Fikri nggak ada apa belum ada ya di sekitar Cililin, nggak tau sih...
Delete