Bismillahirrahmanirrahim...
Assalammu'alaikum
Yes, kita lagi hari kelima di bulan Ramadhan ini, tetap semangat, yakin deh semua nggak kerasa, tau-tau udah dapat salam tempel dan makan ketupat + opor ayam aja *ini kenapa dari kemarin ngomongin salam tempel, kode nih kode* Hehe, tapi ngomong-ngomong hari puasa, masih ingat nggak pas tanggal 1 Ramadhan kemarin? Mungkin ada yang berbeda ya, ada yang 28 Juni, ada juga yang 29 Juni. Tapi, walaupun begitu, tetap hargai perbedaan aja yuk, Indonesia kan memang negara bhinneka tunggal ika. Kalau semuanya sama, nggak rame kan? Haha...
Nah, biasanya di beberapa daerah ada tradisi khusus nih menjelang 1 Ramadhan ini. Biasanya di daerah kamu-kamu suka ada nggak? Kalau Syifa sih pasti ada, ya walau nggak begitu ‘ikut aturan’ tradisi banget, tapi selalu ada kesempatan buat yang satu ini. Di Sunda, dan beberapa daerah lainnya di Jawa Barat, penyambutan bulan Ramadhan ini dinamakan munggahan. Apa itu munggahan?
Munggahan itu berasal dari kata ‘unggah’, unggah berarti kecap pagawean nincak ti handap ka nu leuwih luhur, naek ka tempat nu leuwih luhur (Danadibrata, 2006:727) Ngerti nggak? Kalau Indonesia-nya sih, unggah adalah kata kerja beranjak dari tempat rendah ke tempat atas :)Karena dalam bahasa Sunda setiap kata kerja yang sedang dilakukan itu diberi akhiran -an, maka jadilah munggahan, artinya melakukan unggah.
Mungkin istilah di tiap daerah beda-beda ya, tapi tujuannya sih sama, menyambut dengan suka cita bulan suci ini, kan tiap tahun cuma ada satu bulan. Ya, makanya, munggahan dianggap momen yang spesial buat ‘membersihkan diri’ sebelum Ramadhan.
Tradisi di daerah Syifa, khususnya di keluarga besar, kami biasanya sih yang biasa-biasa aja. Maksudnya nggak begitu mewah banget lah, paling sekadar ziarah (nadran) ke makam para tetua-tetua yang sudah meninggal (nenek, kakek, paman, dsb). Ini dilakukan untuk menghormati beliau-beliau juga, sekaligus mendoakan agar mereka ditempatkan di sisi Allah SWT. Amin... Yah, walaupun nggak barengan satu keluarga besar, tapi ini bisa jadi momen yang harus dilakukan paling nggak sama salah satu wakil keluarga kecil. Karena kebetulan Ayah Syifa masih di Banjarmasin, jadi kemarin cuma Mamah yang nadran/ziarah. Syifa kemana? Iya, anak yang ini nggak ngikut____-
Providing Meal (Iftar). Nah, salah satu yang asyik juga disini, sekitar satu atau dua hari H Ramadhan, para keluarga udah mempersiapkan hidangan khusus buat dibagi. Standar aja sih, karena kalau banyak itu jatah buat Lebaran, hehe. Kemarin sih Mamah cuma masak daging sama tumis kentang, terus dituker sama tetangga dan kerabat dekat, mungkin di daerah kamu juga gini ya? Ini bisa jadi ajang untuk mempererat silaturahim juga, sekalian makanan buat sahur dan buka pertama hasil pemberian orang, jadi nggak usah masak, hoho.
Iftar (bahasa Arab: إفطار), bahasa Indonesia: buka puasa, mengacu pada sebuah perjamuan saat Muslim berbuka puasa selama bulan Ramadan. Iftar adalah salah satu ibadah di bulan Ramadan, dan orang-orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama-sama. Iftar dilakukan tepat setelah waktu Magrib. Secara tradisional, kurma adalah hal pertama yang harus dikonsumsi ketika berbuka.
For the Fasting Ones. Walaupun saling memberi iftar ini sebenarnya nggak begitu banyak dilakukan setiap keluarga, tapi pemberian iftar antar sesama itu bisa juga dilakukan kepada orang yang kurang mampu. Menurut buku yang pernah Syifa baca, ini benar-benar baik untuk menjalin ukhuwah khususnya kepada orang yang kekurangan daripada kita. Jadi, kita semua sama-sama merasakan hal yang sama, makan yang sama, dan berbagi kebahagiaan bersama-sama juga. Aku dan kamu jadi sama-sama deh di jalan sesama *hening*
by.asysyifaahs♥
Haha, kalau di daerahku namanya ambengan. :D
ReplyDeleteAsal kata dari ambeng ya Kak? Heheh...
Delete