Terpaan media datang dari segala penjuru. Coba deh bayangin, mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur lagi, kita nggak akan bisa lepas dari kecanggihan teknologi informasi atau memang malah sengaja menceburkan diri ke kolam arus informasi. Hayoo siapa yang yang bangun tidur langsung buka smartphonenya dan mengecek akun media sosialnya? Bukannya lekas bangun, malah ngetweet dan bikin status dulu *sebenarnya aku banget*.
Kesadaran kita sebagai masyarakat dan pengguna media teknologi informasi tentang betapa pentingnya informasi bikin media elektronik semakin tumbuh dan berkembang. Nah, ini nih yang bikin kita dan media jadi sepasang kekasih yang sulit banget dikasih jarak (ciiieee...). Antusiasme yang besar itu timbul dari diri kita sendiri terhadap program-program teknologi komunikasi melalui media massa seperti koran, majalah, radio, televisi, film, atau bahkan jejaring sosial yang makin meluas penggunaannya. Jutaan informasi berseliweran, sehingga kita sebagai audiens mesti cerdas memilah dan memilih mana aja yang bermanfaat dan mana yang nggak. Kini, dengan teknologi yang semakin berkembang pesat, arus informasi pun dapat kita akses sama cepatnya ketika Lorenzo lagi balapan MotoGP. Wuzzz!!
Nggak perlu waktu lama, berita tentang suatu kejadian atau peristiwa apapun yang terjadi di belahan dunia lainnya bisa dengan tiba-tiba datang secara bersamaan. Apalagi, sekarang media sosial jadi tren karena kecepatannya dalam memberikan informasi hanya dengan hitungan detik aja, bikin proses sharing informasi jadi lebih mudah.
Umumnya nih, kegiatan remaja memang nggak ada matinya, nggak akan pernah mengalami sepi dari kreativitas, kayak olahraga, seni, keterampilan, permainan, atau tulis-menulis. Pokoknya aktualisasi diri banget dalam mengembangkan minat dan bakat. Apalagi, remaja juga jadi masanya transisi dari segi psikologis, emosional, sosial, dan intelektual. Seperti yang kita tahu kalau kreativitas berkaitan erat dengan ide-ide segar dalam bikin sesuatu yang baru aja datang berdasarkan data, informasi, atau unsur lain yang udah ada. Yaa sebenarnya nggak mesti baru-baru banget sih, tapi bisa semacam kombinasi dari yang udah ada sebelumnya.
Nah, di tengah gencarnya arus informasi seperti sekarang ini, bikin kita sadar untuk tetap keep in touch dengan media dalam mencari informasi yang kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk ide baru. Kita memandang media massa sebagai acuan yang punya gambaran kayak gimana sih suatu realitas di luar sana. Sebagai bagian dari masyarakat yang udah ada pada kecanggihan teknologi komputer, nggak heran deh kalau media massa disebut sebagai salah satu institusi sosial paling penting.
Kali ini, media sosial bertebaran dimana-mana, dari mulai Twitter, Facebook, YouTube, Path, Instagram, Tumblr, bahkan sampai instant messaging kayak BBM, Line, WeChat, KakaoTalk, jeung sajabana. Indera kita pun turut diterpa untuk ikut kena stimulusnya lewat kata, gambar, dan suara yang berhamburan dengan filter yang minim. Nggak hanya lewat perangkat komputer, internet kini hadir di genggaman tangan dan bisa dibawa kemana pun sembari melakukan aktivitas apapun. Seolah dunia ada di ujung jari kita yang tinggal klik, klik, dan klik.
Dengan adanya fitur bebas berbagi, segala informasi bisa dipastikan ada dan tersedia. Tapi tetap dong, nggak bisa ditelan gitu aja. Selain ngecek kebenarannya, kita juga harus paham dengan disinformasi yang disengajakan ada di jejaring sosial itu.
Hmm... Kalau dipikir-pikir sih, ibarat kayak makanan aja. Nggak semua berita yang ada di media bisa ditelan semuanya, kan? Kenali dulu manfaatnya, apakah memang bermanfaat atau malah jadi mudharat. Dan sebagai generasi yang turun hidup di zaman serba mobile ini, media literacy tentu diperlukan banget sebagai kemampuan kunci dalam memilah informasi yang tersebar serta memunculkan tanggung jawab moral. Apalagi dengan merebaknya media sosial, orang-orang bisa bikin informasinya sendiri-sendiri.
Melek media nggak cuma berhubungan dengan kemampuan mengakses aja, tapi juga mesti mampu menilai dan mengkritisi untuk kemudian menganalisanya. Dengan begitu, kita jadi lebih sadar dan tahu. Kita udah menyatu menjadi komponen tak terpisahkan dengannya. Pemikiran, perilaku, dan keputusan kita dipengaruhi oleh media baik secara sadar ataupun nggak. Jadi, jangan salahkan media juga, kita hanya perlu untuk lebih cerdas lagi memilah dan memilih informasi yang bener-bener kita perlukan.
Tulisan ini diikutsertakan dalam First Anniversary Giveaway MyJavaLAMP
"Melek media nggak cuma berhubungan dengan kemampuan mengakses aja, tapi juga mesti mampu menilai dan mengkritisi untuk kemudian menganalisanya." <-- Pernyataannya mak #jleb
ReplyDeleteSudah tercatat ... Makasih mbak atas partisipasinya :D
Maaf Pak, saya terlalu muda kalau harus dipanggil Mak apalagi Mbak x_x Heheh
DeleteRemaja dan Media memang seperti sebuah paket yang tak dapat dipisahkan ya :D
ReplyDeleteMaaf OOT, Ohya, waktu itu aku pernah mention kamu apa ya *lupa-lupa inget* yang nanya soal gimana cara masukin akun goodreads ke blog. Kalau iya, makasih banyak ya udah berhasil nih hehehe :))
Oh ya? Waah, iya iya sama-sama Kak, Alhamdulillah kalau membantu :))
Delete