“Sungguh yang mengatakan: “Tuhan kami
Allah”, lalu beristiqamah maka tidak ada khawatir atas mereka dan tiada (pula)
bersedih.”
(Q.S. Al-Ahqaf [46] : 13)
Berbicara
tentang istiqamah sebenarnya ada banyak arti yang bisa kita pakai untuk
memaknai kata ini. Ada yang mengartikan berteguh diri, tidak goyah, bertahan,
ikhlas, tetap, dan/atau konsisten. Singkatnya saja, istiqamah adalah konsisten.
Dalam
beberapa hal, mungkin kita belum bisa untuk konsisten, akui saja, Syifa juga
gitu kok.
Dan
biasanya, hal apa aja sih yang membuat kita tidak istiqamah? Banyak mungkin ya,
salah satunya adalah terhadap pendirian kita sendiri. Sering kali kita merasa sanggup untuk meyakini bahwa
pendirian yang dikatakan itu bakal terlaksana, tapi nyatanya...? Nggak sedikit
juga yang kita anggap untuk membiarkannya bahkan sampai lupa.
Sedikit bercerita, waktu itu, ada kasus di SMP yang
menyangkut dua orang siswa yang kebanyakkan berita mengatakan kalau mereka
mencuri uang bendahara kelas. Sebagai teman yang baik, kita meminta mereka
untuk jujur siapa pelakunya, toh mereka nggak akan sampai dikeluarkan sekolah,
hanya saja dikasih peringatan dan panggilan orangtua.
Nah, mereka berdua ini, nggak ada yang mau ngaku, yang
ada malah saling tuding satu sama lain. Si A nuduh si B, si B nggak mau kalah
maka nuduh si A, untungnya si C nggak kebawa-bawa :D Untuk jalan keluarnya,
sebagai teman, kita harus menentukan untuk mengeluarkan salah satu diantara
mereka dari organisasi sekolah.
Jujur, Syifa memang nggak tahu pasti siapa pelakunya,
alhasil untuk memilih yang ingin dikeluarkan juga nggak ada yang dipilih.
Kenapa? Karena memang Syifa nggak tau kejadian pastinya.
Temen Syifa bilang, katanya Syifa nggak punya pendirian.
Lho kok? Iya, Syifa juga bingung sendiri. Masa iya harus milih diantara
keduanya kalau memang nggak tahu kronologisnya, ya udahlah ya...
Serba salah memang kalau berpendirian di saat-saat yang
nggak terduga. Katanya, berpendirian teguh itu adalah yakin terhadap keyakinan
sendiri. Kalau ikut-ikutan orang lain, dianggap malah kebawa arus. Kalau nggak
ikut-ikutan, dianggap egois. Apalagi..., kalau nggak sama sekali atau
membiarkannya kosong, lebih dianggap pengecut karena nggak punya pendirian sama
sekali. Jadi serba salah kan?
Untuk istiqamah pun demikian, mungkin iya, sulit untuk
menjalaninya. Tapi kalau diniatkan karena Allah dan istiqamah dalam kebaikan,
InsyaAllah ada banyak jalan yang terbuka lebar untuk kita memilih yang terbaik.
Tapi InsyaAllah, kita tetap istiqamah dalam yakin kepada Allah.
InsyaAllah...
Post a Comment
Thanks for coming. I am glad you have reading this so far.
♥, acipa