Hai, kita masuk di tantangan ngeblog hari kedelapan. Yeay,
setelah aku browsing, lumayan banyak juga yang belum masuk minggu kedua, nggak
papa ada temen. Wkwkwk...
Hari kedelapan ini, kita diminta untuk buat surat cinta
untuk seseorang, tapi anehnya nggak harus romantis. Hah? Setau aku, yang
namanya surat cinta itu pasti dan harusnya romantis. Kalau bukan, itu semacam
surat biasa aja yang nggak berperasaan, errr... maksudnya nggak mewakili
perasaan sebenarnya dari si penulis. Tapi..., mau gimana lagi, disuruhnya
demikian, maka ikuti sajalah, lagipula aku nggak tau dimana harusnya letak
keromantisan itu berada, pun aku nggak yakin surat aku ini bisa disebut surat
yang cinta yang nggak harus romantis :P
![]() |
Surat cinta tidak romantis |
***
Hai... apa kabarnya kamu yang disana? Baik? Kuharap iya,
karena kalau nggak baik, aku takut kamu nggak bisa baca surat dari aku ini.
Ehm, aku mulai darimana ya? Aku juga bingung harus mulai
darimana... Eh, apa aku salah tulis surat? Aku lupa pakai kepala surat,
titimangsa, dan salam pembuka di awal suratnya, biasanya ‘kan guru B. Indonesia
ngajarnya gitu, tapi kalau surat kayak gini perlu ya? Kurasa tidak. Aku juga
nggak tau surat ini termasuk jenis yang mana? Apakah surat pribadi, surat
resmi, atau surat niaga? Pilihkan sajalah untukku.
Kamu lagi apa sekarang? Selain membaca suratku, bernafas,
melihat, mendengar, dan merasa [hatiku]? Lagi duduk atau berdiri? Eh, aku
bingung juga kenapa aku nulis surat di zaman penggunaan teknologi yang lebih
canggih, kenapa nggak pakai email, atau langsung mention di twitter, wall di
facebook, atau mungkin aja kita bisa chat langsung via BBM, Path, Line, WeChat,
KakaoTalk, atau lebih keren lagi kalau aku kasih tahu apa aja yang baru aku
lakukan via Instagram sama YouTube. Kenapa nggak gitu aja ya? Tapi..., aku
nggak yakin kamu punya kesemua akunnya. Hmm...
Lagi dimana? Di kamar, di ruang TV, di dapur, atau lagi di
toilet? Err..., kuharap kamu lagi baca ini di tempat yang semestinya.
Lagi sama siapa? Sendirian atau berdua? Kalau berdua, sama
siapa? Dia temen kamu? Atau...?
Ini jam berapa sih? Kok kayaknya aku udah lama banget ya
nulis suratnya? Kamu juga bosen kan baca terus dari tadi? Cuma baca hal-hal
yang sebenarnya nggak perlu dibaca, lagian aku nggak minta kamu buat baca kok,
niat aku kan cuma nulis surat yang nggak harus romantis, nggak disuruh bikin
surat yang nggak harus romantis kemudian dibaca sama kamu, nggak kok, mungkin
kamunya aja ya yang pengen baca? Eh kok kamu bisa tau ada surat yang aku tulis
ini? Aku juga nggak disuruh buat nulis surat yang nggak harus romantis kemudian
dibaca yang sebelumnya harus dicari dulu. Kamu nyari dulu ya surat aku ini?
Nyarinya dimana? Tumpukan buku, nggak sengaja tergeletak di jalan, atau kamu
mulung dari tumpukan sampah? Uuu, padahal aku nggak yakin lho surat ini bisa
dibaca, memangnya kamu bisa baca surat ini ya? Hmm..., jadi selama ini kamu
udah bela-belain jerih payah aku untuk nulis surat yang nggak harus romantis
kemudian dibaca yang sebelumnya harus dicari dulu dan bikin kamu bingung kan?
Tadinya, aku mau nulis surat ini lebih panjang lagi, lebih
panjang dari 1450 halaman yang pernah orang Bali tulis. Kamu tau nggak
faktanya? Aku baca di @WOWFakta beberapa hari yang lalu, eh aku nggak yakin
yang ngetweetnya itu beneran @WOWFakta, atau aku salah mungkin ya..., soalnya
banyak banget akun yang isinya fakta-fakta semua. Tapi, aku lebih nggak yakin
lagi kalau semua faktanya emang bener, coba pikir darimana mereka bisa tau
banyak fakta itu? Dari Google? Kan nggak semua langsung ada, daftar seluruh
fakta yang ada di dunia. Atau mereka nyontek dari akun twit fakta lain? Kalau
akun D nyontek ke akun C, C nyonteknya ke B dong, terus B nyonteknya ke A, nah
A nyonteknya ke siapa? Masa iya ke Z? Z aja kan nyonteknya ke Y, Y apalagi.
Nah, yang aku bingungkan juga, berarti akun A adalah akun induk, tapi siapa
yang bisa jadi akun induknya? Kamu tau?
Itu udah panjang banget, aku mau udahan dulu ya. Makasih
buat baca.
***
Itulah sepenggal surat yang aku tulis, luar biasa... nggak
jelasnya ya? Aku berusaha mati-matian bikin surat cinta yang nggak harus
romantis itu, tapi sayangnya aku nggak mati sih *eh. Selama ini, aku baru nulis
2 surat cinta, iya disuruh panitia MOS buat bikin, lagian itu pun cuma
terpaksa, nggak bener-bener dari hati, maksudnya nggak bener-bener perasaannya
demikian, akting aja sih. Hohoho... Pantesan, suratnya nggak masuk sebagai
surat cinta untuk kakak kelas terbaik, perasaannya nggak seriusan sih.
Wuuuuu... *aku menyoraki diriku sendiri*
Udahan dulu ya. Makasih buat baca.
haduh aku juga gak berpengalaman bikin surat cinta >< sekalinya bikin pasti buat kakak kelas pas MOS huehehe, tapi isinya cuma terimakasih dan maaf doang wkwk
ReplyDeleteIya, aku baru dua kali, pas MOS SMP sama MOS SMA... Isinya sih dibikin romantis, padahal nyontek dari novel-novel yang ada surat cintanya x_x
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHai Syifa. Fia udah baca semua pos-nya dari #day1 sampai surat cinta gagal romantis ini :))Semangat ya! Lanjutkan! :D
ReplyDeleteDuuuh, malu x_x Hihi..., makasih Fia :))
Delete