Bu
Guru : Kalau kalian sudah besar, mau
jadi apa?
Murid : *krik krik*
Dulu, waktu SD, sering banget ditanyain
demikian. Dan jawabannya, hampir sama, GURU. Iya, kebetulan, waktu kelas 2 SD
dulu, gurunya baik, cantik, ramah, perhatian lagi. Secara nggak langsung, aku
dan temen-temen kayak mengidolakan beliau, juga bermimpi suatu saat nanti bisa
seperti beliau, jadi Guru.
Ada juga sih yang pengen jadi Dokter,
Polisi, Pedagang, bahkan Ustadz. Hehe... Tapi, kalau ditanya mengenai MIMPI,
jawabannya lain lagi. Ada yang pengen sukses, berhasil, kaya, punya rumah, mobil,
motor, dan lain-lain. Ah iya *cerita sedikit* ada temen aku, namanya Razak,
kalau ditanya mimpi, pasti jawabannya lucu, pengen
jadi suaminya Fitri (menikah, red). Maklum, dulu kan masih kecil, dan
ketika tahu jawabannya begitu, selalu bikin ketawa sekelas. Hihi...
Kalau
cita-cita dan mimpi Syifa apa?
Dulu, pernah bermimpi pengen jadi orang sukses dan bisa banggain Mamah dan
Abah *panggilan kecil buat Ayah*. Walaupun dulu
belum paham betul mengenai arti “sukses” yang sebenarnya. Terus juga, nggak
tahu dengan cara apa bisa banggain orangtua. Yang penting, jadi sukses dan
membanggakan, itu prinsip waktu kecil.
Kalau cita-cita kecil aku itu pengen jadi GURU.
Selain pengen kayak Ibu Guru tadi, juga di keluarga, baru beberapa orang aja
yang jadi guru. Selebihnya, masuk dalam dunia bisnis.
Semakin besar, sampai aku umur 13 tahun
ini, mimpi nggak pernah berubah. Yang ada, bertambah. Sekarang, mimpi aku itu
pengen SUKSES DUNIA AKHIRAT; BANGGAIN ORANGTUA, KELUARGA, SAHABAT,
GURU, TEMAN, bahkan ORANG YANG MEMBENCI. Sebenarnya, itu-itu aja sih, cuma
konteksnya aja yang lebih meluas.
Tapi, kayaknya cita-cita juga bertambah.
Nggak cuma jadi guru aja, pengen jadi Pengusaha, Penulis, Insinyur, dan
Presiden. Hihi... Sebenarnya, Mamah support banget kalau aku pengen jadi guru,
tapi Ayah mungkin nggak terlalu. Katanya sih, harus jadi Pengusaha atau kalau
nggak Proffesor gitu. Ya aku sih terima aja sarannya, selagi itu masih baik.
Terus juga, planning ke depan, aku mau masuk SMAN 1 Cililin. Mamah dan Ayah
“agak” kurang mendukung. Mereka punya keinginan tersendiri buat aku. Mamah,
pengen aku masuk SMA Darul Falah. Kenapa? Biar aku masuk pesantren dan mondok
disana. Ayah, pengen aku masuk SMKN 1 Cimahi, karena potensi untuk kerja lebih
besar. Dari situ, mulai bingung, memang prestasi dan lainnya kedua sekolah itu
bagus, tapi kalau kehendak hati dan kehendak Allah buat sekolah di SMAN 1
Cililin, ya udah disana aja, daripada terpaksa, malah nggak baik dijalaninnya.
Iya kan? :D
Rencana lebih jauhnya lagi, aku berniat mau
masuk UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), dan ambil Fakultas MIPA. Selain
memang suka pelajaran eksakta, juga kesempatan untuk jadi guru bidang MIPA
memang lebih besar sih. Dan lagi-lagi, orangtua kurang setuju. Keduanya pengen
aku masuk UNPAD (Universitas Padjadjaran) atau ITB (Institut Teknologi
Bandung). Ya, okelah, mungkin pemikiran kuliah bisa diubah lagi untuk nanti.
Kalau ditanya, ‘mau kerja apa?’, agak
bingung juga. Belum ada bayangan pasti mau kerja apa dan bagaimana. Tapi, satu
demi satu rencana dan kesempatan mulai berdatangan, padahal SMA aja belum. Ayah
nyuruh aku buat kerja di perusahaannya, ngutak-atik komputer, berhadapan dengan
berkas-berkas, jalan-jalan buat meeting, dan hal yang berhubungan dengan
‘perkantoran’. Nah, kalau Mamah, nyuruh aku buat kerja di tempat orang aja,
alasannya sih nggak tau apa, pokoknya kerja.
Selalu bingung dengan dihadapkan pada dua
pilihan yang sama-sama baik. Ayah maunya gini, Mamah maunya gitu. Sedangkan
aku, lain lagi dari mereka. Aku pengen punya dunia usaha sendiri. Merintis
karier pribadi, jadi direktur, dan punya perusahaan sendiri. Amin...
Keputusan aku ini, nggak semata-mata turun
menimbuk datang jatuh dari surga, tapi memang akhir-akhir ini aku pengen coba
buat bikin usaha sendiri. Malahan, aku sama temen-temen juga lagi dagang
kecil-kecilan, kita jualan bros, tempat pensil, pouch, keychain, yang
semuanya terbuat dari kain flanel. Lumayan buat uang jajan sama belajar bisnis
juga.
Oh iya, sejak kecil, aku juga udah terbiasa
buat bikin catatan impian. Ditulisnya sih nggak harus di satu buku yang pasti.
Nulis mimpi itu boleh dimana aja kok. Bahkan, buku tulis bagian belakang selalu
penuh dengan rentetan impian dan harapan waktu kecil, bahkan sampai sekarang
juga sih. Hihi...
Namun, nggak cuma ditulis di buku aja, aku
juga sering nulisnya di note handphone,
terus di capture, terus dijadiin
walpaper. Biar pas pertama kali lihat layarnya, langsung inget. Kadang juga
ditulis di Ms. Word, jadi kalau nggak ada kerjaan saat menghadapi komputer (write-block, stuck, boring) bisa sedikit
menulis juga. Hehe...
Mmm...Aku inget pepatah seorang teman ke
aku. Gini katanya...
“Cha, bagaimanapun dan apapun mimpi
dan cita-cita kamu, selagi itu masih baik dan diridhoi Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, jalani aja. Perjuangkan sekuat tenaga, jangan pernah menyerah kalau
kamu gagal. Apa kata orang yang bikin kamu drop,
abaikan aja, mereka cuma iri sama kamu. Toh, kalau memang itu udah jalan hidup
yang ditakdirkan Allah, mau gimana lagi? Keep On Fighting Till The End ^^”
Diikutsertakan dalam Giveaway Tuppy, Buku, dan Bipang di www.argalitha.blogspot.com
Semangat-semangat
ReplyDeletesemoga tercapai mimpimu ya :)
Amin...Terimakasih Kak Vera. Semoga impian Kakak berhasil juga ya ;)
DeleteBetul, jangan menyerah untuk memperjuangkan cita-cita.
ReplyDeleteSalam blogger ^^
Iya Kak, karena cita-cita itu bisa jadi motivasi untuk hidup. Bahkan, aku pernah bercita-cita pengen masuk surga. Hihi...
DeleteSalam Blogger ^^
yup! Keep On Fighting Till The End ... mari terus berjuang, Sayang ^^
ReplyDeletesemoga segala impianmu terwujud yaaa. jangan malas belajar! :p
terima kasih, sudah terdaftar ^^
Aku dapat kata itu dari Kak Maya. Hihi...
DeleteIya, InsyaAllah gak akan nyerah buat dapat cita-cita. Mbak Tha juga ya, bermimpi untuk dapat hadiah dan menikah. Hehe...
Oke, wish me luck :)
aku juga suka beda pendapat sama org tua ,hhi tapi yah coba dijalanin aja dulu. ntr juga ketemu yg pas -ny yang maanaa:)
ReplyDeleteIya Kak. Kata orang, jalan dari orangtua itu selalu terbaik. Tapi, Mamah sama Ayah ikhlas banget buat ngasih keputusan sendiri ke aku. Mungkin yang terbaik itu memang dari diri sendiri :D
Deletesama :) ortua ak jg bebasin ak buat nentuin pilihan sendiri. dan karena setiap pilihan ada konsekuensi-nya, jadi yah mesti siap jg ngatasin konsekuensi itu sendiri :D
DeleteIya, apapun pilihannya ya harus terima akibatnya. Tapi...InsyaAllah orangtua selalu doain yang terbaik buat anaknya :)
Deletesaya suka pesan temannya :) jangan menyerah ya mbak...hehe salam knal..
ReplyDeleteIya, teman saya itu bisa dikatakan motivator saya juga :D Terimakasih ya :)
DeleteSalam kenal juga, panggilnya Syifa aja, kan masih 13 tahun :D
cita-cita yg terbaik adalah bisa bahagiakan orangtua kita :-D dan insya Allah kita bisa selamat dunia akhirat.
ReplyDeleteAmiin... Itu juga jadi salah satu cita-cita terbesar saya :D
DeleteEhhhh....13 tahun udah SMA?!? Wow, banget!! :D
ReplyDeleteHihi...Mbak Luckty bisa aja, kelewat muda masuk sekolahnya aku ini :D
Deletebuat sebagian orang juga bilang kalo hidup dimulai dari mimpi :)
ReplyDeletePercaya-gak-percaya, tapi memang kadarnya kalo orang hidup gak punya impian mereka layaknya zombie. Gak ada target yg buat mereka lebih semangat (padangan pribadi) :D