Jadi nih, malam Minggu yang kesekian kalinya kemarin aku masih nganggur (errr, sebenarnya nggak juga sih), jadi ya udah mau kembali menulis untuk Menjawab #1Day1Dream aja deh. Salah satu faktor kenapa aku mau punya sekuel ini adalah karena orang yang akan aku balas ceritanya ini, sekaligus yang kemarin aku dapat hadiah darinya. Ditambah, karena orang ini juga aku jadi tahu blogger terkenal macam Andra Alodita, Chacha Thaib, Elle dan Jess Yamada, dsb.
Ya udah sih ya, nggak usah dirahasiain juga siapa orangnya karena pasti udah tahu dari judul blog post ini. Yap, aku mau menjawab cerita dari Kak Ades pemilik Another Diary. Nama lengkapnya sih Arifinda Desiana Putri, lebih sering dipanggil Desi. Cuma, ya suka-suka aku lah ya mau manggil dia apa *dilindes pala berbi*
Kenapa tanggapan Kak Ades beda dengan ekspektasiku—membayangkan bahwa mungkin orang-orang setuju terhadap pernyataan “nilai mencermikan pribadi orangnya”? Mungkin sudut pandang kami berbeda, jadi aku nggak bisa mengelak kenapa Kak Ades punya pendapat lain. Aku bisa saja setuju kalau nggak semua nilai mencerminkan pribadi orangnya, oke, garis bawahi ya... nggak semua, makanya waktu itu aku hanya ambil beberapa orang yang dekat dengan circle-ku aja, hoho.
Nggak semua orang baik punya nilai yang baik, dan nggak semua orang yang punya nilai baik jadi orang baik. Seharusnya kalimatnya begitu, ralat. Kalau dipikir-pikir—dari cerita yang kudengar dari banyak sumber—anak yang dulunya nakal bisa saja jadi orang sukses melampaui mereka yang dianggap rajin oleh guru-guru sekolahnya dulu. Kenapa bisa? Ya tentu saja bisa, waktu berubah maka cerita pun berubah. Kita nggak bisa nganggap orang yang bandel bakal jadi orang madesu nantinya, siapa tau aja kan dia sadar, rajin, dan mau bekerja lebih keras sehingga bisa jadi orang sukses. Kita nggak akan pernah tahu apa jadinya nanti, selain Tuhan.
Dan sangat disayangkan, akhir-akhir ini semangat belajarku sedikit naik-turun. Dalam beberapa kali ulangan harian aja, aku malah dapat nilai kurang dari targetku sendiri, 3,2 (dari skala 0-4; nilai 3,2 aku anggap KKM buat hasil belajarku sendiri). Sedih dan ngerasa kecewa sama diri sendiri. Jangankan UN, nilai ulangan gini aja aku masih labil. Semangatin aku dong! *fakir semangat*
Dalam situasi tertentu, kadang aku merasa menyerah dan membiarkan semua terjadi ‘begitu adanya’, tapi kalau kata Kak @nyyooms sih “saat kamu malas atau bingung, coba ingat-ingat apa yang menjadi alasan kamu melakukan semua ini, karena saat itulah kamu jadi tahu apa yang membuatmu bisa bertahan sejauh itu dan akhirnya nggak bikin kamu malas lagi”. Jadi, setelah ini aku mau bikin poster soal targetku biar aku nggak malas dan fokus sama tujuanku. 54,00. Doakan semoga berhasil ya.
The last but not least, terimakasih lho Kak Ades untuk balasan cerita mimpinya ini. Aku tahu nggak setiap orang punya pendapat yang sama dan bisa gitu aja menyetujui suatu pendapat, karena kalau setiap orang mengiyakan maka UU No. 9 Tahun 1998 nggak akan pernah diciptakan. Ya kan?
Eh, titip menyelipkan dalam doa kalian ya, Selasa (10/3) besok aku mau menghadapi Pemilihan Duta Remaja GenRe, semoga dilancarkan. Terimakasih sangat banyak :))
Ya udah sih ya, nggak usah dirahasiain juga siapa orangnya karena pasti udah tahu dari judul blog post ini. Yap, aku mau menjawab cerita dari Kak Ades pemilik Another Diary. Nama lengkapnya sih Arifinda Desiana Putri, lebih sering dipanggil Desi. Cuma, ya suka-suka aku lah ya mau manggil dia apa *dilindes pala berbi*
...to be honest, aku gak mikir kalo nilai mencerminkan pribadi orangnya. SMA aku emang bisa dibilang lumayan sih, tapiiii kalo mau liat isinya duh hahaha. Apalagi anak-anaknya yang langganan guru BK-lah, langganan bikin guru-guru sabarlah, khususnya anak lakinya sih. Kalau nilai mencerminkan pribadi, harusnya nilai mereka jelek dong? Tapi enggak, hampir semua anak yang bikin guru-guru ngelus dada dapet nilai bagus, dapet universitas bagus. Kenapa gitu? Karena walaupun kasarnya yah, kita bandel di kelas, tapi kita juga belajar serius.
Kenapa tanggapan Kak Ades beda dengan ekspektasiku—membayangkan bahwa mungkin orang-orang setuju terhadap pernyataan “nilai mencermikan pribadi orangnya”? Mungkin sudut pandang kami berbeda, jadi aku nggak bisa mengelak kenapa Kak Ades punya pendapat lain. Aku bisa saja setuju kalau nggak semua nilai mencerminkan pribadi orangnya, oke, garis bawahi ya... nggak semua, makanya waktu itu aku hanya ambil beberapa orang yang dekat dengan circle-ku aja, hoho.
Source here |
Nggak semua orang baik punya nilai yang baik, dan nggak semua orang yang punya nilai baik jadi orang baik. Seharusnya kalimatnya begitu, ralat. Kalau dipikir-pikir—dari cerita yang kudengar dari banyak sumber—anak yang dulunya nakal bisa saja jadi orang sukses melampaui mereka yang dianggap rajin oleh guru-guru sekolahnya dulu. Kenapa bisa? Ya tentu saja bisa, waktu berubah maka cerita pun berubah. Kita nggak bisa nganggap orang yang bandel bakal jadi orang madesu nantinya, siapa tau aja kan dia sadar, rajin, dan mau bekerja lebih keras sehingga bisa jadi orang sukses. Kita nggak akan pernah tahu apa jadinya nanti, selain Tuhan.
Dan sangat disayangkan, akhir-akhir ini semangat belajarku sedikit naik-turun. Dalam beberapa kali ulangan harian aja, aku malah dapat nilai kurang dari targetku sendiri, 3,2 (dari skala 0-4; nilai 3,2 aku anggap KKM buat hasil belajarku sendiri). Sedih dan ngerasa kecewa sama diri sendiri. Jangankan UN, nilai ulangan gini aja aku masih labil. Semangatin aku dong! *fakir semangat*
Dalam situasi tertentu, kadang aku merasa menyerah dan membiarkan semua terjadi ‘begitu adanya’, tapi kalau kata Kak @nyyooms sih “saat kamu malas atau bingung, coba ingat-ingat apa yang menjadi alasan kamu melakukan semua ini, karena saat itulah kamu jadi tahu apa yang membuatmu bisa bertahan sejauh itu dan akhirnya nggak bikin kamu malas lagi”. Jadi, setelah ini aku mau bikin poster soal targetku biar aku nggak malas dan fokus sama tujuanku. 54,00. Doakan semoga berhasil ya.
The last but not least, terimakasih lho Kak Ades untuk balasan cerita mimpinya ini. Aku tahu nggak setiap orang punya pendapat yang sama dan bisa gitu aja menyetujui suatu pendapat, karena kalau setiap orang mengiyakan maka UU No. 9 Tahun 1998 nggak akan pernah diciptakan. Ya kan?
Eh, titip menyelipkan dalam doa kalian ya, Selasa (10/3) besok aku mau menghadapi Pemilihan Duta Remaja GenRe, semoga dilancarkan. Terimakasih sangat banyak :))
by.asysyifaahs♥
Post a Comment
Thanks for coming. I am glad you have reading this so far.
♥, acipa