Ini hari terakhir kita semua menulis cerita mimpi sendiri sebelum akhirnya berbagi mimpi dengan orang lain. Rasanya menyenangkan, 2/3 bulan ini kita bisa menjalaninya dengan baik, walau ada beberapa orang yang mungkin berhenti di tengah jalan, tapi aku yakin mimpi kita tak pernah berhenti di situ. Tetap bermimpi ya ^^
Menjadi Duta Muda Vaksin Biofarma adalah gelar duta ketiga yang aku raih selama ini. Setelah sebelumnya menjadi Duta Sanitasi dan Duta Bahasa Pelajar, aku merasa belum menunaikan tugasku sebagai ‘duta’ yang sebenarnya. Memang, tugasku sebagai Duta Sanitasi tidak begitu baik selain ikut serta dalam beberapa kegiatan untuk ikut mengkampanyekan lingkungan. Aku sadar, sebagai Duta Sanitasi aku belum benar-benar membuktikannya.
Kedua, Duta Bahasa Pelajar, begitupun halnya. Kerjaku untuk mengkampanyekan rasa cinta orang-orang terhadap bahasa belumlah seberapa, atau mungkin nggak ada apa-apa. Contohnya saja, salah satu acara yang digagas komunitas kami, yaitu GCBI atau Gerakan Cinta Bahasa Indonesia, aku nggak ikut berpartisipasi di dalamnya selain menyadarkan teman-teman di sekitarku.
Kalau boleh jujur, aku nggak begitu aktif sebagai Duta Sanitasi maupun Duta Bahasa Pelajar dikarenakan pencapaianku yang memang bukan sebagai juara utamanya. Aku nggak masuk 10 Besar Duta Sanitasi dan hanya lolos di 8 Besar Duta Bahasa Pelajar. Lantas kalau nggak jadi juara, berarti nggak ada aksi? Mungkin kalian berpikir begitu. Iya, aku juga sadar kok hanya karena bukan juara aku malah nggak bertindak banyak. Hehe..
Tapi, berhubung kemarin aku dinobatkan sebagai Juara 3 Duta Muda Vaksin Biofarma, tentu saja aku nggak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Biofarma menyelenggarakan pemilihan duta seperti ini bukan untuk main-main, bukan hanya mengajak pelajar-pelajar di Jawa Barat untuk kenal vaksin, dan tentu saja bukan untuk menghambur-hamburkan biaya yang mungkin bisa dipakai untuk kepentingan lain. Semua ini bertujuan agar dari pelajar (kami sebagai Duta Muda Vaksin) dapat menyebarkan, mengkampanyekan, dan mengedukasi orang-orang di sekitarnya untuk lebih mengenal vaksin, vaksinasi, imunisasi, dan hal-hal yang berkaitan tentang itu.
Sumber disini |
Mungkin aku terkesan pilih-pilih, baru karena juara aku jadi punya aksi. Iya deh iya, ngaku… tapi kan nggak mungkin juga kalau yang juara nggak menjalankan tugasnya. Makanya, aku sadar aku punya tanggungan di sini, aku dipilih karena ada yang percaya bahwa aku bisa. Bisa mengajak orang banyak terhadap apa yang aku sampaikan.
Gini deh, beberapa waktu lalu aku gabung di grup facebook bernama GESAMUN – Gerakan Sadar Imunisasi. Ternyata, pengetahuanku soal vaksinasi masih belum seberapa, kalah sama ibu-ibu dan orangtua yang bergabung di grup tersebut. Tapi aku percaya, ada banyak ilmu baru buatku yang mungkin belum kudapatkan sebelumnya. Aku bisa membaca, menelaah, dan memahami jenis-jenis vaksin yang biasa dipakai, kasus-kasus anak yang nggak divaksin, hingga ada banyak hal soal vaksinasi yang betul-betul baru aku tahu. Kayaknya, ibu-ibu di sana deh yang patut diberi apresiasi sebagai Duta Vaksin.
Aku juga baru ngeh bahwa ternyata, ada di antara masyarakat kita yang mencap dirinya sebagai Anti Vaksin. Atau.., sebut sajalah mereka yang nggak mau divaksin karena ada berjuta-juta alasan. Sejauh yang aku tahu, mereka nggak mau divaksin karena alasan agama, kesehatan, dampak, dan lain-lainnya yang padahal kalau diteliti lebih jauh, itu semua BOHONG. Para antivaks menyebarkan hal itu agar makin banyak orang yang nggak mau divaksin. Dan hasilnya? Banyak anak-anak yang mudah terserang penyakit karena nggak punya kekebalan yang memadai.
Aku mungkin nggak bisa membuat semua orang percaya padaku, dan semua antivaks tersebut beralih untuk ingin divaksin. Mimpiku adalah, aku bisa menjalankan tugasku sebagai seorang Duta Muda Vaksin untuk mengkampanyekan bahwa “vaksin itu penting lho!”. Kita butuh divaksin, supaya kita punya kekebalan yang lebih baik. Bukankah semua orang mau hidupnya sehat dan baik-baik saja? Semoga, di antara Kawancut nggak ada yang benar-benar anti vaksin ya. Aku harap sih begitu.
by.asysyifaahs♥
Gue dulu anti vaksin lo. semenjak dijelasin sama guru agama gue. tapi semenjak gue masuk jurusan kesehatan gue ngerti dengan jelas pentingnya vaksin. serta dari penjelasan-penjelasan lo yang membuat pandangan ini semakin cerah. nice post :)
ReplyDeleteDuuh, sedih ya. Kadang aku mikir ada beberapa orang tertentu yang antivaksin dengan alasan agama, padahal kalau ditelaah lebih jauh vaksin tuh nggak gitu. Yang katanya pakai bahan-bahan babi itu nggak semuanya, dan di Indonesia sendiri semua diproses dengan cara yang halal dan thayyib (apalagi sampai pembuat vaksinnya pakai baju kayak astronot).
DeleteKalaupun ada, bahan-bahan kayak gitu tuh cuma sebagai katalisatornya aja, media untuk memudahkan biar ampulnya itu lebih tahan lama. Toh pada akhirnya bahan tersebut sudah bersih dari vaksin final, jadi tentunya yang dimasukkan ke dalam tubuh itu udah hasil bersihnya.
Nggak maksud nyinggung guru agama kamu sih, cuma ya kalau sampai melarang-larang orang dan menjelek-jelekkan vaksin, menurutku beliau udah menyalahgunakan wewenangnya. Kan, setiap orang punya pilihan dan prinsip masing-masing ya. Semoga makin banyak orang yang lebih sadar...